orang tuanya. Dengan berbekal tekad untuk menjalin keluarga sakinah mawadah warahmah hingga akhir hayat. Rasanya sungguh ini adalah kekecewaan yang me
bagaimana dengan anak mereka? Bagaimana dengan Khalil? Dia masih kecil. Tidak mungkin Arief akan membiarkan bocah itu tinggal dengan istri tukang selingkuh itu. Tidak mungk
la hingga yakin sudah dikunci. Di atas ranjang, tampak anak semata wayangnya sedang tidur pulas memeluk guling. Dilihatnya jam dinding yang su
kasi itu bisa memberitahu letak posisi terakhir seseorang. Dia tidak terkejut dengan hasil yang akan dia peroleh saat melacak pos
onal. Arief hanya tersenyum sinis. Dia tangkap screenshot layarnya, setelah itu dia coba untuk memanggil
ikum," sapa istrin
Arief sudah membayangkan yang tidak-tidak.
rima suratnya
kejadiannya benar-benar tiba-tiba dan mendadak berhenti. Suar
tanya
bulat ing
ya
alasa
segalanya. Lagipula... sam..pai... sekarang mas juga belum bisa memberikan ....apa yang aku ....ing
yang bisa ditipu begitu saja. Arief menghela napas perlahan-lahan untuk mere
nah. "Ahhh..." terden
di di sana seperti apa, jadi tak perlu dia bertanya. "
erti baru saja lari marathon. "Sedang angkat-angkat tadi. Kalau i
tanya Arief s
as itu sudah seabrek. Umi juga kan yang akhirnya cari duit sana sini? Umi juga yang kerja sudah tiga bulan Umi menutupi
tiap hari ke kantor nggak bawa uang dan nahan lapar sampai pulang ke rumah. Itu pun di
ri kerja pagi sampai malam, trus capek
u sakit, akulah yang merawat. Akulah yang menahan lapar sebelum aku melihat kalian makan aku t
Mas kira aku tidak tahu? Mas masih suka ama dia kan? ngaku saja! Mas begitu baik ama dia, tapi sa
idak cerita ke istrinya, tapi itu bukan alasan yang sebenarnya. Arief sud
Khalil nanti hidup tanpa keber
ta cerai dengan baik-baik. Hak asuh biar Khalil yang memilihnya nanti kalau sudah cukup um
li lagi, "ini pertanyaan terkahirku. Sebab, setelah ini ka
sud
"makanya, aku bertanya kepadamu, kau s
bulat. Tidak ada yang a
sudah memikirkan
"daripada kita saling menyak
hnya. Salam kepada ustadz Tholib di situ
f telah menutup teleponnya. Arief tersenyum sinis. Dik
pun sementara itu di sebelahnya ada seseorang yang tadi disebut oleh suaminya, ustadz Thalib. Guru pengajian merekakhawatir. Dia buru-buru pergi ke kamar mandi yang ada di kamar hotel untuk membersihkan dirinya dari
?" tanya
ingkuh," jawab Jannah yang saat i
agus
na? Dia tahu k
uh, kenapa dia tidak memperjuangkanmu? Kenapa dia diam saja seolah-o
kati perempuan itu, lalu menaikkan dagunya
mikirin masalah i
imu yang tidak berguna itu," kata Thalib sambil kembali memagut Jannah. Tangan kasarnya kembali meremas p
ustadz...ahh...!"
an sambil bergoyang di bawah guyuran shower. Sekali lagi desirah nafsu terlarang pun direngkuh dua insan ini lagi. Jannah sudah hilang pikiran, dia tak tahu lagi harus bagaimana dengan keadaa
kmatan. Thalib memeluk erat istri orang ini dengan pinggulnya yang terus menusuk dengan kecepatan tinggi. Sungguh tida
natan terbesar bagi Arief. Dan ini adala
sam