img  /  Bab 5 Terhalangi | 100.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 5 Terhalangi

Jumlah Kata:1787    |    Dirilis Pada: 03/03/2025

jujurnya aku sudah sangat lelah. Namun, keadaanlah yang memaksaku untuk terus bertahan. Menjala

ih hatiku untuk mencintainya. Melatih diriku untuk bisa menerima dengan baik takdir Tuhan. Meyakin

n terkikis. Lalu hancur perlahan

bagai seorang istri, tapi kenapa perlakuannya sama sekali tidak mencerminkan dia sebagai sosok suami yang seharusnya. Jika d

asa bingung dengan posis

depan mata. Tapi apakah kita akan membiarkan diri kita menjadi bodoh dengan terus sa

k ada salahnya bukan jika kini aku memilih pergi? Untuk apa terus bertahan? Jika keberadaan kita saja tidak d

elah yang tidak berkesudahan. Lelah raga bisa dibawa istirahat dengan tidur. Tapi lelah

semakin deras mengalir laksana hujan yang turun di bulan Januari. Berkali-kali aku mengusap kedua bela

u, Rih

melangkah menuruni tangga. Dan saat kaki ini menapak pada penghujung an

ntu saja membuat ummi menatapku heran. Waja

dak di pertengahan anak tangga. Aku yakin, pasti dia

at padaku. Menatap lekat p

aku bingung antara ingin menjawab jujur atau berdusta. K

hanya keluarga mas Ammar, tapi akan merembet pada keluargaku sendiri dan meluas hingga pesantren. Lalu apa penilaian orang

mendekat ke arah kami yan

aku tidak berani mengangkat kepalaku. Sementara itu ma

an tangan kananku. Ingin aku menepisnya

-baik." Suara ummi tetap lembut seperti bias

s Ammar gegas mengeluarkan suaranya memberi jawaban. Seolah khawatir

a menerima takdir Tuhan atas perjodohan ini. Tentang dia yang tidak bisa melupakan masa lalunya. Dia yang masih saja terus mener

yang membuat wanita itu begitu istimewa?Hingga hidup bersamak

sambil menyeret koper?" Raut wa

a ummi selanjutnya se

bibirku. Seolah terkunci sehingga mengucap sepatah kata saja aku tidak mampu saat itu.

ngkul bahu ibunya. Kemudian dia berkata, "ini tidak seperti yang ummi bayangkan. Ini hanya masalah kecil. Dia hanya ingin

ia tidak lelah dengan sandiwara ini? Sementara aku, nafasku seola

bok pandang, mata mas Ammar begitu tajam menatap hingga terkesan berkilat. Aku menangkap sinyal amarahnya padaku yang cob

k?" Ummi melepas r

menggenggam handle koper. Genggamanku terlepas. Ummi membawaku dalam peluknya. Sungguh, sikap ummi yang sa

u agar kepalaku mendongak menatap wajah ummi yang selalu

ata yang menggenang

Apakah benar apa yang dikatakan oleh su

. Dengan serta merta, ummi menuntunku dan membawaku untuk duduk pada sebua

mi. Aku kira perasaannya pasti gusar. Mun

ng ke tempat ayah dan ibumu, tidak mungkin kamu sampai mena

mmi menolehkan kepalanya ke arah mas

ia ucapkan untuk menutupi kebohongan yang tadi. Baiklah, aku akan menung

engambil tempat di samping wani

ku, mi. Dia saja yang terlalu kolokan. Seg

olah beliau tengah menangkap sesuatu yang ganjil. Namun, b

Tunggu pekerjaanku selesai, baru aku antar. Tapi ma

Ammar bersandiwara. Dan sialnya, sepe

ati. Sekali aku bisa keluar dari rumah ini, maka a

kan ada habisnya kalau kamu turuti."

sedang berusaha menjaga sikap agar terlihat setenang mungki

u akan bercerita apa adanya. Tapi entah mengapa kesempatan itu ti

, aku akan bersabar sedikit lagi. Aku juga tidak ingin gegabah. Biarlah kali

?" Ummi menjeda kalimatnya sesaat dengan mengambil nafas dalam. Aku tetap dalam po

ena kamu tidak menuruti permintaannya. Kamu terlalu sibuk dengan pekerjaanmu hingga kam

ndiri, ummi. Agar dia tidak memiliki banyak waktu tinggal d

itu hanya aku uca

kan tubuhnya ke sandaran kurs

hari ini hingga tiga ha

. Atau bila perlu kalian pergi jalan-jalan. Anggap s

erhenyak da

u dong, mi." Tola

an tiba-tiba jadwal yang sudah ditentukan dua bulan yang lalu. Apa yang harus aku katakan sebagai alasan pa

cayaan orang lain hanya karena hal ini."

engan begitu mudah mengingkari janji suci pernikahan kami? Kenapa dia begitu mudah lalai terhadap janji untuk mu'asyarah bil ma'ruf terhadapku yang dia ucapkan sen

empat resepsi. Setelahnya langsung pulang ke

pi.

ar untuk kembali berbicara, ummi sudah menyela, "

ejatinya dia adalah seorang anak yang mituhu pada kedua ora

istrimu. Jika hati istrimu senang, segala

gan nada pasrah. Tentu saja deng

ingan padaku. Meluapkan kekesalannya terhadap keputusan u

Sebelumnya
Selanjutnya
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY