tama untuk menjamin si saksi tutup mulut. Padahal tidak harus sampai sebegi
mu lebar-l
alah merapatkan
an, namun hal serupa pun dibalas Mina m
anya, apalagi pada kematian. Padahal baru tempo hari Mina di sana. Melihatnya melakukan sesuatu yang pastinya tidak mudah diterima oleh orang w
u pria itu tidak mau melepasnya lebih dulu. "Pernikahan kita boleh terpaksa, namun tidak saat
u tangannya dari leher Mina. "Itu ar
aku yang akan merayumu untuk meniduriku." Mina pun melaku
bahaya, liar, cenderung bersikap semaunya. Saksi mata yang seperti Mina cukup berbahaya. Bisa buka mulut kapan saja, bahkan melebih-lebihkan cerita. Walau bukan tidak mungkin se
g. Mereka cuma duduk di atas kasur masih dengan setelan perni
ur terpisah." Red membuka t
r berdua." Perlawanan Min
uk-angguk. "Aku akan terus meng
pun dari Mina, sebab Mina tahu maksud d
pengantinnya yang tidak terlalu merepotkan. Walau simple, tetap berkesan anggun.
ereka berdua. Memudahkan Mina dan si pemilik rum
da yang terjadi. Keduanya memang tidur di ranjang yang sama,
rapi. Tidak lagi memunggunginya, kini telentang dengan kedua lengan terlipat
udah berpakaian rapi dan sar
enunggu lagi. Berdiri dari duduk, meraih kunci mobil. "Se
na sebelum Red menghilang di b
seperti karung beras. Sementara yang diangkut terus mengunyah sandwich tanpa merasa terganggu. Tidak ada drama mer
na, dia langsung membuka pintu mobil bagian depan, sebelah pengemudi. Tiba-
usahan Mina terbatuk-batuk untuk setidaknya men
a sampai tersedak, Red melingkarkan kedua lengan memeluk Mina dari be
elah Red berhasil menerapkan met
ina melirik marah pada suaminya.
r terlambat." Red tidak peduli pada tuduhan selancang apa p
Dia tahu kalau Red sengaja menarik kerah blus-nya dari belakang karena mencegah niatnya yang
tidak sudi!" teria
kali Mina berdeham untuk menetralkan t
rkendara. Menoleh ke belakang untuk memperingatkan Mina. "Ibuku
dengan Red atau Logan. Seolah mereka bukan keluarga, berada di kelas yang tidak sama. Wanita itu tidak hadir di acara pernikaha
h, melainkan tengah mempersiapkan diri. Kunj
ngangkat telapak tangan di depan wajahn
ini tanpa pemberitahuan sebelumnya." Mina mengatur napas, mempe
kembali dengan bantingan kuat, membuat Mina terkejut-hampir mengumpati Red, namun rupanya itu tinda
di dalam, karena kakaknya-King, lebih dulu membuk
unakan pistol yang mulutnya ditekan ke pelipis Mina. Tidak ada yang tidak tahu betapa gila
aju, melainkan tetap di tempat, namun dia begitu suka melihat kepanikan di wajah Red yang s
al tinju. "Kau rupanya sengaja menggunakan
lu menuju leher, memberi penekanan di sana. "Kau terlalu tegang, Red. Santailah se
dak gentar. "Aku tidak dengan sengaja men
dekatkan bibirnya ke telinga Mina. "Aku mengawasimu, Mina Al
" Balasan Mina yang terdengar santai