rgi lebih awal, meninggalkan rumah tanpa sepatah kata pun. Semalam, mereka berdua berdebat panjang tentang ancaman yang dilontarkan Alden. Nara mencoba meyakinkan Kieran bahwa mereka b
a sembab. Sejak pernikahan ini dimulai, Nara tahu betapa beratnya beban yang harus ditanggung Kieran. Namun, apa yang dia t
uarganya. Hari itu adalah hari di mana keputusan akan diambil, dan di dalam pikirannya, hanya ada
apnya membumbung tinggi ke udara. Ia menatap Kieran dengan mata yang tajam, penuh ketegangan. "Kieran
sisi tubuhnya. Suara suam-suam kuku terdengar di ruangan, mengisi kekoson
ada kebanggaan yang berbahaya. "Jangan biarkan perasaan m
ersimpangan. Di satu sisi ada Nara, yang seharusnya menjadi sumber kekuatannya. Di sisi lain ada Alden, simbol kekuasaan yang tidak pernah bisa dia abaikan. Namun, sesuatu dalam dirinya mulai m
, tidak ada yang akan menghentikanku." Suara Kieran, meskipun tenang, me
g kuharapkan. Ingat, Kieran, jika kau gagal, kau akan kehilangan
. Dia tahu Kieran akan kembali, tapi kali ini, dia tidak tahu dalam keadaan sep
manggil, suaraann
g membakar, membuat Nara terperangah melihatnya. Di tangannya, ada sebuah dokumen-surat perjanjian yang ditandatangani denbertanya, berusaha men
sa membiarkan kita terjebak dalam permainan ini lebih lama lagi," katanya, suaranya terdengar kera
getar. "Kieran, apa yang kau lak
di antara mereka. Mata Nara membelalak, tidak percaya melihat Kieran yang selama ini
a dengan ketegasan yang menakutkan. "Aku tidak punya pilihan, Nara. Kau tidak menge
isa dia tahan. "Kieran, apa maksudmu? Kenapa kau melbahwa keputusan ini sudah final. "Aku peduli lebih dari yang kau kira, Nara. Tapi perasaan ini, perasaan yang tu
ta Kieran menusuk hatinya, membuatnya merasa hancur. "Jadi, ini semua hanya kebohon
alangi. "Jika ini yang harus aku lakukan untuk melindungimu, maka aku akan
tuh di sekelilingnya. Pria yang ia cintai, yang ia percayai,
anya penuh dengan kepedihan. "Dan aku tidak tahu
uka mata, sorot mata itu sudah mati-kekejaman itu sudah menguasai dirinya sepenuhnya. "Pergi
lap. Dan di dalam rumah itu, dua hati yang hancur terpisah