n mengumumkan bahwa mereka akan bertemu dengan kedua orang tuanya, dia hanya mengangguk patuh tanpa b
tidak pernah disebut. Maka, ketika mobil mewah itu meluncur ke sebuah
uarga Anda sebelumnya," ucap Raissa denga
enyumnya samar tetapi dingin
tanya. Tetapi dia tetap berusaha tenang, meski tankan," jawab Arkhan tegas. "Ingat, Raissa. Ini ada
sosial keluarga Arkhan. Dinding-dindingnya dihiasi lukisan-lukisan mahal, lampu kristal
nga-singa. Tetapi sebelum dia bisa menenangkan
kha
ghampiri mereka, senyumnya lebar meski ada tatapan taj
eraih lengan Raissa dan menarikny
ak. Tunangannya? Jantungnya berdegup kenca
n, menatap Raissa dengan penuh rasa ing
nghiasi wajahnya. "Aku tidak perna
rkan pertanyaan-pertanyaan tentang dirinya, yang sebagian besar tidak bisa dia jawab. Dia han
sa?" tanya Ayah Arkhan, suar
uah kota kecil, Pak," jawab Ra
tahu kau akan menikah deng
kehilangan orang tuanya sejak kecil," katanya dengan nada datar tetapi penuh otorita
gumamnya. Tetapi Raissa tidak bisa membedakan apa
ta, "Kalau kalian sudah bertunangan, kapan rencana pernikahannya? Kau tahu
akan mengalihkan pembicaraan atau memberikan jawaban samar. Tetapi
seolah-olah itu adalah keputus
ng Arkhan dengan tatapan tidak percaya, tetapi pria itu han
biasa! Kami harus mulai merencanakan semuanya. Kau tahu, Arkhan, aku ingin pe
, Bu. Aku akan memastikan semu
ngnya. Pernikahan? Dalam sebulan? Bagaim
nya. "Tuan Arkhan," katanya tajam, suaranya bergetar. "Apa maksud Anda meng
"Aku tidak perlu memberimu peringatan, Raissa. Ini adalah bagian
an awal!" Raissa hampir berteriak, air matanya m
di posisi untuk menawar, Raissa. Aku memutuskan a
a bisa keluar dari situasi ini. Tetapi satu hal yang dia
rnya, suaranya penuh luka. "Kenapa Anda se
kau adalah bagian dari rencanaku, Raissa. Dan aku
i tengah rasa sakitnya, dia merasakan sesuatu yang lain: kemarahan. Kemarah
penuhnya, maka pria itu telah salah besar. Dia akan menemukan cara untuk merebut kembal