img Terjebak Dalam Perjanjian Cinta  /  Bab 2 Di ambang kebangkrutan | 100.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 2 Di ambang kebangkrutan

Jumlah Kata:1517    |    Dirilis Pada: 10/12/2024

ancap dalam, menyayat setiap harapan yang ia miliki untuk mempertahankan bisnisnya. Usaha butik yang ia bangun dengan susah payah selama tiga tahun terakhir kin

menyelesaikan pesanan kecil dari seorang pelanggan lama. Pesanan itu, sebuah gaun sederhana untuk pesta, tidak cukup untuk menut

ukan?" gumamnya pelan,

Ia bekerja siang dan malam, merancang pakaian, menjahit sendiri, dan bahkan mengantar pesanan langsung ke pelanggan. Awalnya, segalanya berjalan lancar. Bisnis berkembang, pelanggan datang, dan Naura meras

n, terutama untuk gaun pesta atau pakaian formal. Naura tidak cukup siap menghadapi perubahan ini. Sementara it

ngagetkannya. Ia menatap layar ponselnya y

erja sama dengan Naura. Tapi, beberapa bulan terakhir,

aura mengangka

sapanya dengan suara yang

iga bulan kamu belum membayar tagihan. Kita sudah bicara sebelumnya, dan saya sudah memberikan wa

perti palu godam yang menghancurkan harapannya. Jika p

ba mencari solusi untuk masalah ini. Saya benar-benar tidak

keras. Tapi saya juga punya tanggung jawab kepada bisnis saya. Saya hanya bisa menung

ingan yang menyiksa. Ia menatap kalender di meja

kukan sekarang? Semuanya sudah hancur, aku tidak

*

i bersama orang tuanya terasa lebih sunyi dari biasanya. Ibunya, Bu Siti, sedang m

sapa Bu Salwa sambil melirik ke a

s dan menggeleng. "B

mendekat pada putrinya. "Kamu terlihat

pelan. "Iya, Ma. Bisnis sedang sulit. A

butik? Tapi itu impianmu, Na

gkat bicara. "Naura, kalau kamu butuh bantua

emiliki banyak uang untuk membantunya. Ayahnya adalah pensiunan, sementara ibunya hany

g jawabku. Aku yang harus menemukan sol

di, lalu kita makan malam bersama. Mama t

a,

ungkin bisa membantunya mendapatkan dana tambahan. Namun, semakin lama ia mencari, semakin ia mera

a yang harus

*

ra menerima pesan dar

nis di bidang fashion. Aku bisa mengenalkanmu padanya kalau k

empatan yang ia butuhkan. Tapi di sisi lain, ia merasa ragu. Bisakah ia mey

itu. "Aku akan coba. Kapan

"Besok malam di sebuah acara pameran

yang bisa ia ambil. Jika gagal, ia harus menghadapi keny

impan sedikit harapan. Meski kecil, harap

*

elihat gambar tersebut. Bagaimana tidak, menjadi desainer adalah mimpinya sejak kecil. Sejak dulu ia sangat suka sekali menggambar apa saja,

enatap miris coretan

.! To

g, kamu sudah ban

rdengar suara ibun

sih tertutup. Kemudian dia bangkit berdir

Ma. Ini sedang bersiap untu

a bisa doain yang terbaik untuk kamu dan butikmu. Tapi ibu mohon sa

guk. "Naura ngerti kok, Ma.

h, ayo s

a,

ng makan. Pak Haryo, ayah Naura k

agi, Pa,"

seraya menoleh ke arah putrin

pergi ke butik untuk b

ertahankan butik itu, kamu tidak boleh memaksa

a sudah tahu apa yang akan Naura laku

sama keluarga, Naura pamit beran

pa rasanya kaki Naura berat sekali untuk melangk

i ke butik. Sesampainya di sana, dia menyapa Fitri, kar

sapa Naura bersikap r

uga, Mbak Naura

lam ruangannya, ruangan ya

atap sekeliling ruangan tersebut. "Apa aku ha

tiba-tiba saja pintu ru

aget saja!" Seru

kah masuk. "Makanya kalau

melamun, e

i kursi yang ada

masuk ketok pintu dulu

intu tadi, kamunya saja yang kagak d

habatnya yang suka usil. "

itkan kening

berat. "Butik ini, sepert

kenapa?" Tany

pupunya. Mulai dari hutang kain yang harus di

si lain selag

ra menggel

tuhkan, mungkin

banyak uang untuk bayar karyawan, bayar hutang kain, b

ku akan bilang ke Papa agar dia me

negeri, karena ada bisnis di sana. Sedangkan keluarga Naura hanyalah orang biasa. Ayah

li lubang tutup lubang, itu hanya a

a pendiriannya. Tidak mau meng

menatap priha

Sebelumnya
Selanjutnya
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY