an
mat d
awaban. Pandangannya teralihkan pada pilihan-pilihan kue yang tampak menarik. Semuanya tidak hanya sedap di mata tapi juga d
mesan kue coklat
bella. Otomatis Isabella terkekeh, kemudian
da yang berul
ucap Isabella den
angkan Isabella langsung merasa canggung. Entah mengapa meski sud
tidak didasari
ng harus ia terima untuk melunas
cerai dengan sang ibu sejak dia berusia 15 tahun. Tidak lain karena ibunya sakit dan mau tidak mau Isabella meminta tolong pada ayahnya. Ibu
menikah dengan Rico Prakarsastra. Kalau kam
setidaknya seminggu sekali, mereka bertemu untuk saling mengenal satu sama lain. Meski pertemuan itu
n politik memang tidak pernah membosankan bagi kebanyakan orang. Entah itu seseorang yang kuliah dari
nangan dengan Isabella adalah pri
Rico berucap, "Aku harus berterima kasih pada ayahku karena
yang cemara di masa depan sehingga dia sangat menantikannya. Perempuan yang kurang kasih sayang oleh ayahnya, k
aik, ada indikasi bahwa suatu saat anak perempuan itu akan memilih pria yang salah di kemudian har
untuk mendatangi apartemen Rico. Dia merasa bersalah sudah membatalkan janj
Rico. Pria itu sudah membagikannya pada Isabella karena merasa perempuan itu aka
la membatu ketika melihat sepasang heels d
hh
hh
hh
Isabela putar semalam. Apa yang sebenarnya terjadi? Apakah Rico sedang masturbasi
ntuk memastikannya sendiri secara langsung. Tetapi perasaan Isabella s
lebih ker
h. Bunyi kaki kasur yang berdecit berkali-kali membuat Isabella mengerti bahwa sa
h,
h!
ing dengan potongan kue, dua gelas berisi sisa b
hh
...
akan hal ini. Dia tidak menyangka akan sekali lagi melihat hal gila seperti
ella kala melihat dengan jelas Fira yang sedang telanjang di atas ranjang
nar kejutan yang sangat
enelepon Bella?" tanya Isabella dengan posisi tel
idak akan menyadarinya!" seru Rico yang sangat bersemangat sembari merema
r biasa, Fir! Jujur ini adalah pertama kalinya aku merasakan lubang wanita seenak dirimu!" Rico menjambak rambut
ua merasa bahwa hasratnya s
etika ia merasakan cairan Rico
un bertanya, "Haruskah
nar-benar, deh! Bukannya ki
r, biar kuambil dulu." Rico dengan bersemangat
ketika melihat Isabella yang menatapnya tajam di
mbar selimut untuk menutupi tubuhnya yang juga telanjang. Dia juga s
g diucapkan Isabella, lalu berbal
Isabella. "Tu-tunggu dulu! Bella! Bella!" Rico berlari hingga
engarkan
pa lagi yang harus didengar? Apakah pemandangan yang
k milik Fira terpampang jelas di bibirnya. Sehingga setiap kata yang diucapkan
Ia pun menarik dirinya dari Rico dan berjalan melewatinya ke pintu. "Batalkan pertunang
rumahnya. Kali ini dia juga memegang lengan perempuan itu. Sonta
L
berani menyentu