ya. Sementara ponselnya masih berdering. Dia b
tnya. " Iya, halo, Pak.
rumahku mati lampu. Aku
ya tidak ada yang lain? Gunakan perlen
ntang-mentang kamu lagi sa
karang, Pak," ucap Reno l
a. "Papa mau ke sana? Memangnya tida
Papa harus ke sana." Reno beranjak
esal sambil memperhatikan san
*
anya mati lampu! Kenapa ini terang?" Reno b
p Vega setelah
mahmu terang benderang begini? Kamu mau membohongiku?" kes
eluk Reno. "Maaf, Mas. Aku membohon
ranya, Vega! Aku seda
g aku istri kedua! Kamu lebih mementingkan istri pertamamu dibanding aku,
n menyetujuinya. Kenapa sekarang kamu malah minta wakt
ela Tiara daripada aku!"
kalau aku sudah beristri. Makanya kamu harus lebih mengerti," perintah Reno, "kamu bila
tubuh Reno lalu membelai wajah Reno
engaja melakukan hal itu. Dia pun sengaja memakai pakaian tidur b
ngan Vega sang istri kedua yang membuat hasratnya ingin melakukan kembali ritual yang belum s
an. "Kamu sengaja menggodaku?" Reno memperha
nya di ruang tamu. Sejenak Reno benar-benar melupakan Tia
*
japkan mata lalu melihat jam tanganny
ngun dari sofa sambil mengu
membawa satu cangkir teh hangat
ak membangungkan
sangat capek, Mas. Ya sudah aku biarkan saja
lalu minum teh hangat. Setelah
*
mperhatikan Reno yang sedang m
"sudah ya Papa berangkat. Papa sudah ke
ra mengikuti R
*
in cuci. Namun, ketika Tiara akan memasukkan
ara lalu kembali mengendus pakaian tersebut berulang-ulang. "Apa jangan-jangan semalam ... tidak ... tidak mungkin kamu begitu. Ak
a berusaha membuang jauh perasaan curiga terhadap sang suami. Namun, tet
h Tiara jangan berpikiran yang aneh-
*
" tanya Tiara, "Ingat, Mas! Kamu sudah janji aka
g. Aku akan
g suami. "Nah gitu dong. Awas saja ka
nang saja," timpal R
sih y
*
sedang mengantri untuk bersalaman dengan pengantin. Ta
datang ke pesta pernikahanku yang
ini yang terakhir. Jangan
mudahan
laman dengan teman
terima
*
kanan. "Kamu mau apa, Sa
Tiara menunjuk krim
ng-masing. Namun, dari jauh ada y
enar ke acara pernikahan." Vega memperhatikan Reno dan Tiara sambil berbicara dalam hati lalu menyunggingkan senyumnya. "
yik menikmati makanan s
ka sambil matanya tidak lepas
u Mas. Harusnya aku yang berada di s
e arah kiri dia langsung membelalakkan matanya. Reno ya
ngan sang suami lalu mengambil air minum di atas meja. "Ini minum du
matanya memerah. Pandangannya tidak luput ke