img Liang Hangat Sang Penari  /  Bab 3 Tak Mau Masuk Liang Lagi | 60.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 3 Tak Mau Masuk Liang Lagi

Jumlah Kata:1610    |    Dirilis Pada: 08/12/2024

ng di atas meja makan. Seperti kemarin, ia

alu. Ia bahkan masih belum lupa rasanya. Aroma amis serasa memenu

idak berselera m

g akan kelewat memuja setiap inci bukit ranumnya dan kulit mulusnya. Padahal Lisna sudah membayangkan, Budi

di sana. Padahal, ia sempat melihat Budi terkagum-kagum melihat aksinya di ti

udi hanya memperlakuk

agaimana. Janji Tante Shinta padany

era berhenti da

mencarikan pria kaya yang akan

mencari celah kesalahannya, seharusnya ia me

ebih sulit dari

nak-jinak merpati, tetapi kemarin Budi benar-benar memperlak

berusaha mempelajari pria it

," ucapan Tante Shinta barusan membuat kedua mata Lisna membelalak lebar

aya gagal, Bian pake cewek lain Tan

mpatan kamu. Tapi kalau Budi n

rik kursi dan dud

aya aja yang

hinta berkerut dan Lis

Shinta mengulan

omongan dia salah. Saya m

pu," tukas Tant

buang waktu, mending kamu ambil yang lain. Masih banyak yang m

a takluka

nti. Kemungkinan juga gagal. It's oke. Terima aja u

belum

rak.Seharusnya kamu udah bisa pengaruhin dia buat tanda tangan kontrak. Harusnya de

h Tante bakal bernasib sama

l nanti siang. Kalo kamu gagal, Budi aku lepas

sa menatap mej

atap tajam kedua matanya, seolah menya

Cuma, saya ju

duit, ya udah kita lepas aja. Nggak usah sabar-sabar. Masih

ribadi

as Budi. Inget, dia itu cuma pria yang m

ak kebawa

yang aneh-aneh. Tugas kamu Cuma ngerayu dan buj

Namun ia tidak pernah menyangka, kisahnya dengan

kah kejadian tempo har

wati batas atauka

n asistennya itu tidak mengatakan apa-apa kepadanya selain mengirim pes

i liarnya di sofa yang berlanjut ke kamar hotel. Budi menggeleng pelan ket

hinta di lounge hotel berbintang yang tidak jauh dari kantornya. Budi s

Bener-bener macet di luar sana." S

saat mendapati piringnya yang sudah kosong. Ia memang tidak ber

uan." Shinta tersenyum basa-

aja Bu Shinta. Saya nggak minat sama wanita yang kemarin ibu tawarkan. Saya nggak tertarik sama cewek itu. Jadi mulai sekarang,

Pak." Shinta t

sna kemarin kurang memuaskan bapak...? At

dengan yang saya katakan

itu saya mohon maaf atas sikap lancang saya. Benar-benar saya m

ingin merespon dengan ungkapan basa-basi. I

lagi. Saya pamit undur diri. Sekali lagi saya mohon maaf. Terima kasih

dah menyelesaikan tagihannya dan berada lebih lama

arik atensinya. Ia terkejut saat melihat Lisna, muncul dalam balutan dress nuans

u. Ia tidak menemukan Shinta. Apa perkataannya

sna. Kali ini tanpa

erasaan canggung sekaligus malu menyelinap, saat

berharap semua

inta. Tapi keputusan saya mendatangi meja Pak B

sekilas bibir merah Lisna dengan tatapannya. Bahkan di si

isa dipertim

any

san Pak

kamu? Kamu C

terk

usan saya?" Budi melirik sejenak payudara mu

aca oleh Lisna. Senyuman

u tahu siapa saya?" Lisn

?" Budi menatap heran

akan mengijinkan Pak Bu

Ia sungguh tidak mengerti pernyataa

k waktu itu kan?" Lisna mencondon

ya yang tentu saja menim

si di mulut saya lagi. Sodok yang dalem

tu nyata? Jadi kenangan bibir merah yang men

a frustasi. Ia sudah buka c

a pria seperti apa Budi. Secara mengejutkan, Budi jauh berbeda d

ar serampangan dan egois

apannya menga

i sisi emosional, pria itu sudah sangat tercukupi. Ak

ng. Ia juga yakin, malam itu Budi sedang mengeluarkan sisi liar dalam diri yang selama ini

lum lupa rasanya saat jemari Budi meremas kasar rambutn

Bapak menyesal?" Lisna mengeje

ertarik sama kamu."

Budi terlihat menelan ludah sebelum berusaha tidak melihat

dengan frustasi. Jantungnya berlarian dan tangannya mulai gemetar

sedang berusaha menahannya mati-matian. Sama persis

yang menarik. Akan tetapi ia tidak bisa melihat dirinya seperti itu. Ia tidak b

ha menjaga dirinya karena

us segera memperbaiki kesalahannya sekaligus mempertebal dinding per

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY