alah satu teman lamaku, sudah lama juga
aikum, Dinda
Salam, deng
h lupa sama teman
kamu tau nom
dari sana, kangen sama anak-anak sih hehehe.... Kebetulan
a makas
telpon setelah kami bertemu ke
ampus swasta di kota ini, meskipun kampus aku berstatus Perguruan Tinggi tapi merupakan Kampus Pertama dan Terkemuka di salah satu bagian Timur Indonesia. Alumni Mahasiswanya pun udah ribuan, meskipun biayannya mahal tapi tetap aja banyak di minati o
sejauh mana aku mampu bertahan dan sejauh apa yang bisa aku raih nantinya... Meski, sampai saat itu juga belum yakin kalau setelah lulus nanti dia akan berhasil atau tidak. Prinsipku adalah hidup yang ku jalani hanya mengikuti alur kehidupan, seperti aliran air yang terus mengalir menelusuri lembah-lembah c
nginkan dari diri seorang wanita, setelah semuanya ia raih kemudian dia akan pergi meninggalkannya jauh-jauh.... Kamu boleh kenalan sama laki-laki manapun, yang penting sekedar kenalan saja, kamu jangan b
m-idamkan sejak dulu. Kakek dan nenek, selalu berpikir kalau swasta itu tidaklah menjamin bisa mendapatkan pekerjaan. Yang dia inginkan hanyalah menjadi seorang pegawai negeri sipil. Dan mereka juga berpikir kalau sekolah itu semata-mata kelak untuk mendapatkan pekerjaan. Emang sih, sekolah formal itu tuj
kemudian tidak bisa mendapatkan pekerjaan yang layak. Seperti yang kita tau bahwa begitu banyak pengangg
ebenarnya orang tua perlu tau bahwa gak semua rejeki orang itu sama, meski seseorang itu berasal dari keluarga bermartabat, berasal dari perguruan tinggi terkemuka dengan nilai yang baik dan didapat pula den
seperti janjiku pada orang tua dulu. Sulit kita meng-targetkan suatu pencapa
pastian. Kenapa dan ada apa yang membuat semua cowok-cowok itu cepat tertarik sama diriku dan ketika hatiku udah mereka dapatin dengan mulusnya, ci
eka mau. Tapi, diriku tak seperti orang-orang kota yang hidup dengan kemewahan, yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkannya, terutama mendapatkan cowok dengan mudah untuk dimanfaatin. Menjalin suatu hubungan itu harus dengan perasaan, bukan main-main dengan risiko. Mungkin sih, bagi orang-orang yang hanya dengan kepalsuan tak akan pernah
h. Keadaan yang membuat mereka terpaksa melakukannya, karena beban hidup yang terus dijalani, sedang orang tua di kampung selalu mengeluh tiap kali dimintai uang. Mereka pikir uang yang di pake itu cuman sekedar buat biaya kuliah semata dan orang tua yang sibuk dengan
aulan mulai mengalahkan egonya. Uang menghalalkan segala cara demi hidup, tapi beribu-ribu kali aku memikirkan tak akan pernah melakukan cara hina seperti itu. Dan sesekali aku ingin melakukan hal itu ketika aku dalam
n sering aku lakuin, terkadang 3 hari aku gak pernah menyentuh sepiring nasi, bahkan melihatnya aku pun terkadang jadi mual. Itulah efeknya ketika rasa lapar udah berlebihan. Ketika rasa lapar menderah, hanya makanan ringan yang bisa menerobos masuk ke perut. Tiap kali hanya mie instan, atau sepotong roti atau se
ulitan dan menghadapi masalah maka itu adalah sebuah ujian sampai sejauh mana kita bisa mempertahankannya, gak dibilang munafik sih, ketika kita dihad
erluka. Menurutku, cinta itu cuman sekali, maka cinta selalu berlandaskan kepercayaan, terkadang aku sangat yakin kalau cinta yang tulus untukku akan menjadi satu-satunya cinta sejati yang selalu kuharapkan. Dan ketika aku udah percaya dengan satu cowok, tapi sepertinya tak ada yang benar-benar bisa meyakinkan diriku. So set
elas aku akuin itu, tapi bukankah selama ini, semua pengalaman yang membuat mereka sakit hati, terus kenapa mereka sendiri yang justru melakukannya atau memang aku hanyalah sebagai tempat pelampiasan sakit hati dia dari m