ti perkembangan perusahaannya yang ada di Jakarta. Ia memijat keningnya dengan
au dan asri. Pemandangan yang di dominasi warna hijau ini cukup meny
di Bandung. Lebih tepatnya Rancabali, Ciwidey. Kurang leb
n yang lalu adalah masa kelam bagi dirinya. Di mana ia harus kehilangan istri tercintanya beserta buah hati yang ada di dalam kandungan D
tuk menjemput Davina yang baru saja pulang dari rumah saki
. Berminggu-minggu lamanya ia mengalami gangguan makan. Hingga bobot tubuhnya banyak ber
agar kayu beranda dan memejamkan matanya dengan kuat saat baya
ingga akhirnya ia memutuskan pergi untuk meninggalkan rumah yang di tempatinya bersama Davina. Di mana banyak kenangan manis bersama i
gukir kehidupan indah mereka. Terlalu banyak tempat yang pernah mereka datangi bersama, hingga
eratur udara akan cepat menurun. Udara dingin mulai menusuk kulitnya. Awal dia tinggal di sini
um akhirnya memutuskan untuk masuk
memutuskan akan membuat teh panas di dapur. Teh
ang sore untuk membersihkan villa dan mencuci pakaiannya. Sesekali memasak, namun Elvan sering lebih senang mem
aiki jika ada kerusakan di villa. Rumah keduanya tidak terlalu jauh, dengan berjalan kaki akan mem
gah. Di mana televisi berada, ia memutuskan untuk menonton b
eski di cuaca panas. Bahkan mulutnya sudah mengeluarkan
ki udara dingin menusuk kulitnya, itu bukan halangan. Ia akan mengenakan jaketnya dan menatap langit yang bertaburan bint
alan ke arah pintu belakang villa. Ada sebuah kolam kecil dengan air yang hangat di sana.
at sedikit modern. Sedangkan kamar mandi di dalam didominasi ol
mpak bintang sudah bertaburan dengan begitu indah
alian baik-baik saja?" serunya seakan
sian padaku meninggalkanku seperti
ni Elvan akan mendengar celoteh-celotehan khas bayi dari mulut
nas. Rasa sesak mulai menguasai da
etnya. Air matanya hampir keluar sesaat ia mendengar suara benda j
dengan nada serius d
kemudian, dengan cepat ia masuk ke dalam villa dan mengambi
i tengah malam. Ia mencoba mengejar pencuri itu, hanya saja pencuri itu
ikit lebih kurus meskipun lebih baik dari beberapa bulan sebelumnya. Berat badanny
Elvan tidak takut sama sekali
nya Elvan berjalan menuju kebun yang di penuhi o
eorang yang terbaring begitu saja di tanah di
senapannya pada
pura pingsan! Jika tidak bangun
di sini sedikit temaram, karena sinar yang berasal hanya dari lampu t
teriak. Tapi tetap saja orang it
dengan sikap waspadanya masih m
terbaring di tanah itu. Kening berkerut tapi tidak mengurangi kewaspadaannya. Ia
n semakin mendekat dan kini suda
edikit menurunkan suaranya
lehernya untuk memastikan apakah
mnya pelan seraya men
ak bernyawa maka dirinya harus
amnya lagi. Kemudian Elvan mencoba unt
sungguhan!"
tkanku saja
e Cont