ken
raian kado
i kami berusia tujuh tahun, dia masih sangat mencintaiku. Menjadi imam yang soleh bagiku dan tidak perhitungan dengan uang. Namun, semua itu berubah setelah
isha sudah berusia delapan tahun. Semenjak menikah, aku hanya sebagai ibu rumah
elapan pagi, mas Sein bel
panggilku dari ruang makan sambil melihat ke ar
mudian, mas Sein
Sein berpakaian rapi. Memakai kemeja berwarna
u ke kantor!" dengus Sein kesal ya
ku heran seraya m
bil merapikan dasinya yang
anyaku lagi kepada mas Sein yang dari
oyek penting yang harus dikerjakan!" jawab mas S
g dan mempercayai ucapannya. Namun, mulut ini tidak mau berhenti bicara t
dengan sayu. "Apalagi hari ini adalah anniversary kita yang ke sembilan tahu
ah, aku berangkat!
a melihat kepergian mas Sein sambil melambaikan tangan berharap dibalas tapi, nyatanya tidak. Aku menatap
kepada putriku yang dari t
dah menuangkan sarapan pagi kep
hun pernikahan kami, sekalian belanja keperluan dapur seminggu. Aku berencana
ualaikum, i
umsalam, iya
elisha ya bu, Ra
Delisha ke mari kebetulan
ikan jajan lima ribu rupiah. Jarak ke rumah ibu berkisar 10 meni
sambut ibuku dengan riang yang
ambil berlari menghampir
a bentar yah," ucapku
gak enak dilihat," kata ibu sa
nti Delisha bosan minta di antar pul
aku masuk ke toko ku
yaku pada karyawan toko yang se
," jawab kasir kue itu yang s
an lilinnya angka 9 yah!" pintaku sambil
rikan kue yang ada di tangannya yang sudah dibungkus plastik kresek hit
ngan melemparkan senyum
kue ulang tahun pernikahanku dengan mas Sein da
ak makanan favorite mas
berkulit putih, langsing, sexy, dan cantik. Aku kenal betul siapa wanita itu, walau baru dua kali bertemu. Darahku
ku pada mereka yang hanya b
ia pun tampak heran dan
i kamu malah asyik jalan dengan wanita jalang ini!" jerit
ya dari genggaman suamiku dengan mata melotot. "Lihatlah dirimu, kampungan! pant
r rumah tangga orang!" jari telunj
buat malu deh, ini tempat umum!"
engan wanita lain sementara kamu sudah punya anak d
saja dijelaskan!" perintah mas Se
, ini ketiga kalinya kamu ketahuan selingkuhi aku Mas," rin
kita pergi!" goda wanita yang bergandengan tangan
mesraan di muka umum dengan suami orang!" den
a melotot, muka merah delima, s
dia mengangkat lima jari tangan
ak
mas Sein mengenai tangannya padaku hanya karena
ek wanita itu. Kemudian, ia me
ni, nanti kita selesaikan semuanya di rum
anyaku dengan suara p
bentak mas Sein, kar
ghapus air mata yang terus menetes membasahi pipiku. Aku tak percaya mas Sein tega menam
u," ucapku dari lu
ibu dari dalam rumah yang
h ya Bu udah jagain Lisya," lirihku d
u nangis?" tanya ibu d
n debu," sahutku dengan senyuman ti
isha datang m
? Lisya masih mau m
lagi ya Sayang," ujarku
terdiam dan
Sesampainya di rumah, aku melihat mobi
apa karena masalah ta
a?" tanya Delisha padaku sambil menunjuk wani
rumahku. Jantungku deg-degan tapi bukan jatuh cinta, darahk
akan terjadi pada ke
teras rumah kami itu. "Mas...Mas...dia sudah pulang ni
putriku itu, kubalas tatapannya dengan sayu . Tiba-tiba mas Sein keluar dari rumah de
tanyaku heran yang melih
rgi!" jawab
ggalkan aku dan Delisha!" pintak
embuatku bosan dan aku akan menikah dengan Ryana!" cicit ma
tolong pikirkan putri kita. Aku tidak mau berpisah denganmu Mas,'
u akan menceraikan Kamu! " benta
n kami . Tidak seharusnya anak sekecil itu melihat pertengkaran orang tua nya, Deli
Delisha tidak punya papa," renge
i hidup bersama Mama, jika Delisha mau, Delisha
an Mama, bukan hanya Papa atau Mama saja!"
ung Ryana yang dari tadi menikmati tontonan pertengka
n Ryana tanpa memperdulikan kami. Mereka berjalan ke hadapanku tan
n istriku lagi, dan Kamu tidak berhak untuk iku
taimu, tolong pikirkan putri kita juga
u menceraikan Kamu!" lanjutnya dengan wajah penuh emosi
Mereka bergegas pergi meninggalkan kami tanpa rasa bersalah. Air mataku jatuh bercucuran dan aku hanya bisa menatap kepergian mas Sein yang meng