ta Medan masih segar, meskipun sinar matahari mulai menyengat kulit. Di tangannya, ia menggenggam sebuah tas ransel tua yang dibelikan ibunya be
ar sarjana akuntansi dan membuktikan bahwa anak desa sepertinya bisa sukses di dunia modern. Tidak mudah untuk sampai ke titik ini. Perjalanan panjang dan berliku tel
etahuan. Di sekitar halaman, mahasiswa-mahasiswa lain bergegas menuju kelas masing-masing, sebagian tampak akrab dengan suasana ini, berbicara dengan teman-teman mereka,
k dalam hati, mengingat nasihat ibunya: "Jangan pernah takut melangkah. Setiap orang besar dimula
ng lain tampak seperti Wahyu-gugup dan sedikit tersesat di tengah lautan manusia. Saat orientasi mahasiswa baru dimulai, seorang dosen berusia paruh baya
ian tidak hanya akan belajar tentang angka dan laporan keuangan. Kalian akan bela
selama ini ia pelajari lewat buku teks akan berbeda saat diterapkan di dunia nyata. Tantangan yang
jauh lebih besar daripada yang pernah ia bayangkan. Lapangan hijau yang luas, perpustakaan dengan koleksi buku-buku yang menumpuk hingga ke langit-langit,
cara tentang berbagai hal-dari topik kuliah hingga film yang sedang hits di bioskop. Wahyu memesan segelas teh manis dan duduk di sudut, mencoba mencerna segal
Seorang pemuda dengan senyum lebar duduk di depannya tanpa permisi. Wahyu, yang sedikit te
mulai berbicara tentang pengalaman Ihsan selama setahun terakhir di kampus ini, tantangan-tantangan yang ia hadapi, dan bagaimana kehidup
knya, ia memberikan banyak tips tentang bagaimana menghadapi dosen yang terkenal sulit dan bagaimana cara efektif mengatur waktu antara belajar dan bers
l pada pelajaran. Namun, sekarang ia menyadari bahwa dunia ini lebih kompleks dari sekadar angka di atas kertas. Ada aspek lain dalam kehidupan k
mahasiswa yang sibuk mengobrol. Di depan, seorang dosen muda bernama Bu Laila tengah mempersiapkan materi kuliah. Ketika jam kuliah dimulai, kelas mendadak hening. Bu Laila membuka pe
di tengah materi yang berat itu, pikiran Wahyu beberapa kali melayang. Sesekali ia memikirkan keluarganya di desa
dirinya sendiri, tetapi juga untuk keluarganya. Keluarganya telah berkorban begitu banyak agar
merasa bahwa ini adalah langkah pertama yang harus dihadapinya. Hari-hari ke depan akan le
rasa percaya diri yang perlahan tumbuh, meskipun masih tersembunyi di balik keraguan yang sesekali muncul. Dunia di sekelilingnya mungkin terlihat besar dan menakutkan
alanan panjangnya. Akan ada hari-hari sulit, malam-malam tanpa tidur, dan mungkin kegagalan-kegagalan yang tak terhindarkan. Namun, Wahyu percaya bahwa selama ia terus melangkah, satu langkah demi satu, impiannya unt