pengakuan dr. Utsman. Tak lama, ia men
Ibaratnya, tanganmu berlumuran lumpur. Tapi kamu menggenggam berlian yang berkilauan di sana. Lumpur itu akan kamu lupakan karena telah memandang berlian. Sama seperti
. Tak menyangka, akhirnya ada lelaki yang tulu
l itu kepada dr. Utsman untuk meyakinkan sekali lagi t
dengan Furqon, Indana menjadi lebih tertutup dan tidak yakin dengan keadaan dirinya sendiri.
g memiliki kasta tinggi. Dia lebih pantas meminang wanita terhormat yang
kamu risau
imidasi karena matanya yang teduh. Indana membenamkan wajah pada setangku
asar. "Saya merasa tida
nap
er berhak menikahi gadis lai
atnya seorang lelaki jika wanitanya
sudn
rukanmu dan berharap lelaki yang mencintaimu itu m
aja wanita lain yang lebih cantik, lebih pintar, dan lebi
Dokter Utsman menatap gerombolan ikan koi yang berada di bawah saung.
bagian lelaki, khususnya
merasa bersalah karena telah terlalu dini menghakimi
merawatnya. Tak peduli jika yang tumbuh itu tanaman berdaun cacat atau tanaman cebol yang sungguh tak menarik dipandang. Namun,
Mawar merah itu kamu, Inda. Aku tak mungkin berpaling hanya karena satu ketidaksempurnaan yang ada pada dirimu
amun, entah mengapa, Indana terus saja dihantui oleh masa lalu. Sesuatu yang terus memben
s, Indana mencoba meyakinkan sekali lagi.
sepatah kata pun. Meninggalkan dr
g tengah merekah. Dihirup aromanya dalam-dalam. Lalu, dia ke
war yang berada di telapak tangannya yang terbuka. Wajah dr. Utsman menyiratkan kebin
awar ini?" Indana bertanya sambi
nd
membuatn
dan wa
hkota bunga itu. Dr. Utsman memilih diam. Tak b
a ke atas sampai habis tak bersisa. Tak hanya itu, dia menghancurkan bagian ben
mewa. Begitu mengerikan. Mahkota yang seharusnya saya persembahkan untuk Anda, kini sudah tiada lagi. Den
tatapan iba. Dr. Utsman mengerjapkan kedua
ia pun sudah berusaha melindungi dirinya dengan duri-duri tajam yang tertancap di pohonnya. Aku tidak berhak menghakimi. Namun, satu yang kupahami. Itu adalah masa lalu. Semua orang memiliki masa lalu. Tak peduli ba
amu katakan sangat menge
na Aku mencintaimu. Percayalah, Aku tidak pernah peduli dengan apa pun tentang masa la
us meruntuhkan pertahanan. Seandainya sudah halal, tentu Indana akan mem
am ikan. Sesekali, Indana menatap dr. Utsman. Lelaki tampan itu terlihat asyik melih
Apa Indana sudah c
lelaki sebaik Utsman. Dia lelaki sempurna yang banyak
a. Karena, jujur saja, dirinya masih gamang dan mengkh
yang Anda katakan belu