natap sepiring makanan yang sudah dingin tanpa nafsu makan. Dia merasa seperti hidup dalam rutinita
ama, diisi dengan rutinitas yang monoton dan kekosongan emosional. Tugas-tugas sehari-hari-pekerjaan, belanja,
iap tempat, bahkan setiap kata yang pernah mereka ucapkan bersama mengingatkannya pada pengkhianatan yan
mbut di luar, menciptakan suara hujan yang menenangkan. Namun, suasana ini tidak dapat menghapus rasa sakit yang dirasakannya.
nya, menulis deng
19 Septe
a aku singkirkan. Aku merasa jiwaku semakin lelah, dan semuanya terasa begitu kosong. Kenangan indah yang
tapi hatiku terasa berat dan jiwaku kosong. Kenangan-kenangan itu, yang dulunya adalah sumber kebahagiaan, kini tera
ikhianati, tetapi juga seperti kehilangan bagian dari dirinya sendiri. Selama ini, dia telah
a berbicara dengan seseorang secara profesional mungkin bisa membantunya mengatasi perasaan yang membele
ini adalah langkah yang penting untuk kesejahteraannya. Di ruang praktik
ari dengan senyuman lembut. "Apa y
i-hari tanpa gairah, dan kenangan-kenangan bersama suamiku yang dulu indah sekarang han
suatu yang wajar setelah mengalami pengkhianatan. Kamu telah mengalami perubahan besar dalam hi
ini?" tanya Alya, suaranya bergetar. "Aku
dan memberi dirimu izin untuk merasa sakit. Kamu tidak perlu memaksakan diri untuk segera merasa baik-baik saja. Selain i
tenang. "Aku merasa seolah-olah aku
emberi diri kita waktu untuk merasakannya dan memprosesnya. Jangan terburu-buru untuk merasa baik.
perjalanannya masih panjang, dia merasa bahwa dukungan profesional bisa mem
yang akan datang. Dia tahu bahwa perjalanan ini tidak akan mudah, tetapi dia merasa lebih percaya diri
hari nanti, luka yang tak terlihat ini akan sembuh, dan dia bisa menemu
ya masih campur aduk, dia merasa lebih berdaya untuk menghadapi hari-hari berikutnya dengan lebih realistis. Dia tahu bahwa proses
ini, dia terlalu tenggelam dalam rasa sakitnya hingga melupakan kebutuhannya sendiri. Untuk pertama kalinya dalam beberapa minggu, di
di jalan setapak yang dikelilingi oleh pohon-pohon yang hijau membawa perasaan segar ke dalam dirinya. Dia berhenti
a merasa bahwa meskipun perasaannya belum sepenuhnya sembuh, ada sedikit harapan yang mulai mu
ai kembali ke hobinya yang dulu menyenangkan, seperti melukis dan berkebun. Mengisi waktu dengan aktivitas yang memu
dia sedang berkebun di halaman belakang rumahnya, dia menemukan sebuah foto lama dari dirinya dan Raka yang tertanam di antara tanah dan tanaman. Foto itu men
asa terharu dan sedih karena kenangan indah itu terasa sangat jauh sekarang. Namun,
ntuk menulis lagi di jurnalnya. Dia merasa bahwa menulis adala
25 Septe
asa campur aduk. Aku merasa sedih karena kenangan itu terasa sangat jauh dan tidak dapat diulang la
m aktivitas yang dulu ku nikmati. Meskipun perasaanku tidak selalu stabil, aku merasa sedikit lebi
natap sepiring makanan yang sudah dingin tanpa nafsu makan. Dia merasa seperti hidup dalam rutinita
ama, diisi dengan rutinitas yang monoton dan kekosongan emosional. Tugas-tugas sehari-hari-pekerjaan, belanja,
iap tempat, bahkan setiap kata yang pernah mereka ucapkan bersama mengingatkannya pada pengkhianatan yan
mbut di luar, menciptakan suara hujan yang menenangkan. Namun, suasana ini tidak dapat menghapus rasa sakit yang dirasakannya.
nya, menulis deng
19 Septe
a aku singkirkan. Aku merasa jiwaku semakin lelah, dan semuanya terasa begitu kosong. Kenangan indah yang
tapi hatiku terasa berat dan jiwaku kosong. Kenangan-kenangan itu, yang dulunya adalah sumber kebahagiaan, kini tera
ikhianati, tetapi juga seperti kehilangan bagian dari dirinya sendiri. Selama ini, dia telah
a berbicara dengan seseorang secara profesional mungkin bisa membantunya mengatasi perasaan yang membele
ini adalah langkah yang penting untuk kesejahteraannya. Di ruang praktik
ari dengan senyuman lembut. "Apa y
i-hari tanpa gairah, dan kenangan-kenangan bersama suamiku yang dulu indah sekarang han
suatu yang wajar setelah mengalami pengkhianatan. Kamu telah mengalami perubahan besar dalam hi
ini?" tanya Alya, suaranya bergetar. "Aku
dan memberi dirimu izin untuk merasa sakit. Kamu tidak perlu memaksakan diri untuk segera merasa baik-baik saja. Selain i
tenang. "Aku merasa seolah-olah aku
emberi diri kita waktu untuk merasakannya dan memprosesnya. Jangan terburu-buru untuk merasa baik.
perjalanannya masih panjang, dia merasa bahwa dukungan profesional bisa mem
yang akan datang. Dia tahu bahwa perjalanan ini tidak akan mudah, tetapi dia merasa lebih percaya diri
hari nanti, luka yang tak terlihat ini akan sembuh, dan dia bisa menemu
ya masih campur aduk, dia merasa lebih berdaya untuk menghadapi hari-hari berikutnya dengan lebih realistis. Dia tahu bahwa proses
ini, dia terlalu tenggelam dalam rasa sakitnya hingga melupakan kebutuhannya sendiri. Untuk pertama kalinya dalam beberapa minggu, di
di jalan setapak yang dikelilingi oleh pohon-pohon yang hijau membawa perasaan segar ke dalam dirinya. Dia berhenti
a merasa bahwa meskipun perasaannya belum sepenuhnya sembuh, ada sedikit harapan yang mulai mu
ai kembali ke hobinya yang dulu menyenangkan, seperti melukis dan berkebun. Mengisi waktu dengan aktivitas yang memu
dia sedang berkebun di halaman belakang rumahnya, dia menemukan sebuah foto lama dari dirinya dan Raka yang tertanam di antara tanah dan tanaman. Foto itu men
asa terharu dan sedih karena kenangan indah itu terasa sangat jauh sekarang. Namun,
ntuk menulis lagi di jurnalnya. Dia merasa bahwa menulis adala
25 Septe
asa campur aduk. Aku merasa sedih karena kenangan itu terasa sangat jauh dan tidak dapat diulang la
agiaan dalam aktivitas yang dulu ku nikmati. Meskipun perasaanku tidak selalu stabil, a
perjalanan penyembuhannya masih panjang, dia merasa bahwa setiap langkah
ambilnya dan berharap bahwa dengan waktu, dukungan, dan kesabaran, d
uhi dengan luka yang tak terlihat, ada harapan dan kemungkinan untuk masa depan yang lebih cerah. Dengan hati yang penu
ambu