buk sih? Kita basah kuyup karen
coba menghubungi beberapa layanan taksi, namun semuanya penuh. Kecemasan mulai mengge
percaya dengan keberuntungannya. Seorang pria berjas hitam keluar dari mobil, wajahnya tampak dingin
itu, suaranya din
engenal pria itu, Bri
," ucap St
saya sedang m
tatapan tajam, seakan-akan
a mabuk?" tanya Brian, s
a bersalah, namun tak ingin menyalahkan dirinya sendi
hela napas
ahnya, lalu mem
pan dan memakaikannya sabuk pengaman, lalu ia duduk di kursi kemudi. Stevie berada di belakang karena rum
e hanya bisa merasakan tatapan tajamnya yang menusuk ke dalam jiw
rumah Stevie, Brian menatap S
annya mabuk lagi," kata
untuk menuntutmu jika kau me
ie keluar dari mobil, dan tidak lupa mengucapkan terimakasih. Kemudian m
fia. Tampan dan seksi sih, tapi galak banget."
*
sedang, pikirannya dipenuhi oleh berbagai macam perasaan yang saling bercampur aduk. Kecewa, marah, dan sedikit.
yang biasanya rapi kini kusut dan menempel di pipinya yang memerah. Bibirnya sedikit terbuka, memperlihatkan gigi putihnya yang te
Brian bergetar, sebuah perasaan asing yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Ia merasa tertarik kepada Luna, bukan sebagai
u sudah gil
rlihat jelas, bibirnya sedikit terbuka dan berdesis pelan. Tatapan mata Luna yang biasanya ceria kin
n, suaranya serak dan lembut
ng ada di kursi belakang dan menutupi tubuh Luna. Ia
kata Brian, suaranya tepelukan Brian. "Papa... aku ingin tidur di
am situasi yang tak terduga. Ia tak ingin melakukan hal yang sala
an menghela napas panjang, merasa tak berdaya. Ia menatap wajah Luna yang tertidur l
ga tak bisa menolak perasaan aneh yang tumbuh di dalam hatinya. Ia tahu bahwa ini adalah ke
*
pikirannya dipenuhi oleh berbagai macam perasaan yang saling bercampur aduk. Kecewa, marah, dan sedikit... terpe
si duduknya. Namun, hal yang tidak terduga terjadi. Luna membuka matanya dan menatap Brian dengan tatapan sens
Luna, suaranya s
. aku i
it diartikan. Brian merasa jantungnya berdebar kenc
nya ke arahnya. Ia mendekatkan wajahnya ke waja
ya lagi, suarany
n... aku
induan. Brian merasa tubuhnya menegang. Ia tak tahu apa yang harus dil
rbicara, tapi Luna menutup
Luna, suaranya s
n bica
h dekat, menempelkan tu
anya semakin serak. "Aku
ada perempuan lainnya setelah mendiang istrinya dulu. Walau banyak yang mendekatin
tahu apa yang harus dilakukan. Ia ingin menarik
t. Ciumannya lembut, tapi penuh dengan gairah. Brian membelalakkan matanya ter
rian merasa tubuhnya menegang. Ia tak ingin menolak, tapi ia juga tak ingin
rbicara, tapi Luna menutup
Luna, suaranya s
kan untuk jan
a lebih agresif. Brian merasa tubuhnya semakin menegang. Ia tak bi
Brian merasa terbawa arus, tak mampu berpikir jernih. Ia terpesona ole
Ia menatap Brian dengan tatapan kosong, seo
nya, suaranya t
aku kedinginan. Hanga
ya. Ia menatap Luna dengan tata
Brian, suaranya
. Tidak seharusn
ian menghela napas panjang, merasa tak berdaya. Ia tahu bahwa malam ini akan menjadi malam yang tak t
sam