Ika?
a tetangga sudah mulai mengintip dari jendela, kepingin tahu keributan apa yang sedang terja
ah menagih uang arisan yang sudah Ika pakai. Dulu uang i
di nggak tega. Ia segera meminta izin kepada istrinya u
*
agian uang dari Bapak sudah Ika pakai untuk membaya
rani memandang wajah Pak Tio dari tadi, ia merasa
ngantarnya ke rumah Lydya. Dengan senyum sinis Lydya menerima uang darinya disertai janji yan
embantunya. Berkali-kali ia menghubungi suaminya, tapi tetap tidak ad
ang kalau bapak memang mau membi
ada imbalan yang ia inginkan. Apa yang ia katakan se
juga sebenernya malu anak saya kayak gitu. Tapi kan mau bagaimana lagi. Kalau ti
mertuanya serius. Ia tidak mungkin mengkhianati suaminya
gan Ika. Tetapi bantuan bapak mertuanya sudah terlalu banyak. Dan mend
umpuk rasa tidak enak yang semakin tinggi. Sedangkan ia tahu kal
gun
endiri. Masa bapak mau menggauli saya. Apa bapak nggak merasa bersalah juga sama Ibu Mertua?
Ik
snya. Ika terpojok tidak bisa beranjak. Pria itu duduk menempel pada Ika, dan berbisik perlahan, "Aku tahu ini berat." Tangannya menyentuh tangan Ika. Bau nafas perokok langsung me
i tempat. Entah kenapa bisikan lelaki itu benar-benar memb
dah meremas tangan Ika sejak tadi. Ia ingin memberontak, t
lama mengin
i pundak Ika sedangkan aku sempurna tegak bada
eksi kaya kamu harus merana se
t menangis, tapi kenapa syahwat Ika mengkhianatinya. Ia
buyarkan suasana in
Iwan dulu." Ika beranjak dari sa
i kamar. Pak Tio memutuskan untuk pulan
*
pulang
lam keadaan lusuh bajunya dan kusam wajahn
h sebentar ke arah suaminya. Setelah itu i
an aku k
rah suaminya sebentar kemudi
ang bukannya dibikinin minum mal
eh Ika ingin terluapkan. Berbagai hal sulit harus dia lewati
natap suaminya
kita. Sedangkan kamu? Apa kamu tidak bisa ambil minum sendiri? Terus kamu
erangsek keluar. Ika terduduk lemas.
wa lelakinya terasa terhina. Tetapi mulutnya sepenuhnya terkunci. Tak bisa ia berkata-kata membalas tuduh
elimuti suas
n kakinya keluar d
au keman
aryo menjawab per