u pergi
saat dia meraih pergelangan tangan Tio Wintara untuk me
embawa acara pernikahan telah mengajukan pertanyaan pada Tio tentang kesediaannya menikahi Elis. Alih-alih m
ngan melompat dari atas gedung. Kamu tahu dia mengidap depresi, kan? Aku harus per
dan saat dia terjatuh ke lantai, dia mengulurkan tangannya den
a Benhur benar-benar telah mengkhianatimu sebelumnya, apa kamu sudah lupa tentang itu
g terjadi antara aku dan Kesya. Tidak peduli seberapa besar kesalahan ata
a Tio tidak pernah benar-benar melupakan Kesya. Bag
amu memperlakukanku seperti ini? Kumohon padamu, tunggulah sampai pernikahan s
mementingkan pernikahanmu daripada nyawa orang yang masih hidup.
auh dari panggung yang didekorasi dengan indah, me
ia pergi, para ta
a kamu pergi?" Elis berteriak putus asa sambil duduk dengan menyedihkan da kali di hari pernikahan mereka. Tio dipenuhi dengan pemikiran tentang Kesya yang kasihan dan tak berdaya, tetapi
ngejek, ada yang mengasihani, dan bahkan ada yang tertawa di atas penderi
emarahinya dengan kejam, "Kamu bahkan tidak bisa mempertahankan seorang pria. Benar-benar tidak b
tidak berguna! Pengantin priamu kabur, dan sekarang kamu jadi bahan tertawaan orang banyak. Bahkan aku mera
ndirian. Awalnya kedua orang tua Tio merasa bersalah, tetapi setelah
padanya. Sepertinya pengantin wanita ini
n yang baik, kenapa tunangan
tidak, bagaimana bisa pengantin pr
para tamu di sekitar
r suara berisik tid
rian di kursi roda. Pembawa acara tampak bingung saat mema
ng anggota staf yang lewat dan bertanya, "Pria itu j
gantin wanita tidak muncul. Kudengar alasannya kare
menunggu kedatan
u mengangguk se
dan jarak mereka cukup jauh. Dia tidak bisa melihat ekspresi
-sama jiwa malang
enung, pandangan penuh te
telah mengkhianatinya. Kenapa dia harus tetap setia padan
terdiam. Semua mata langsung terfokus padanya saat Elis mengangkat ujung ga
n pengantin berwarna putih mendekat membuat par
un Elis, pria berkursi roda
Kemudian, dia mengulurkan tangannya dan berkata, "Halo, kudengar kamu sedang membutuhkan seor