kuan Leo. Namun Leo tak jadi membawa Lista menuju apartemennya karena wajah Lista yang memuc
pujaan hati. Bahkan Lista sampai rela bolos sekolah demi menemui
adis ribut dengan resepsionis yang mendapati keberadaan
sampai bawah. Ganteng juga k
engangkat sedikit wajahnya untuk bicara dengan
a. Namun seketika otaknya berputar pada kejadian saat Leo menerima p
berkerut dan bibirnya mel
kasih yang L
bercerit
g semua. Faktanya Leo tak pernah mengakui Lista sebagai kekasihnya. Apalagi mengakui Lista sebagai yang tercantik. Ia
diukur tingginya, hanya 150 cm. Begitu jauh di atas Leo yang tinggi
sta mengangguk cepat. "Kau tahu k
g karyawan bukan? Dia mengatakan padaku
sionis yang kini me
suka baca
onton Upin Ipin. Botak k
tawanya jika ia tak mengingat
kan ke ruangan Keka
memberi kode agar resepsionis itu Berhenti
an Denis. Ia menatap Denis sedikit mendongak
? 18
ngsung terhenti. Ia melirik kesal gadis yang ada di sampingnya. Ia
gimu?" Tanya
-ak
a k
h pas sebagai ukuran gadis cantik, ideal dan Indonesia tulen. Jadi untuk
menyadari Leo
o, tinggi Leo ideal denganku." Jawab Lista sekenanya membuat Denis t
nis, "Kenapa? Kau berdebar? Apa setelah
ni bukan hati yang murahan. Jadi jangan berpikir aku akan memilihmu dan meninggalkan Leo. B
is merangkul pundak Lista erat dan lagi-lagi itu mengagetkan gadis tersebut. Lista mencoba memberontak agar Den
di ruangan pertama tersebut langsung melirik ke arah mereka. "Hai semua. Apa Leo sudah datang?" Tanya Denis sembari mengedarkan pandangannya dan s
n mendapati Leo sedang memeriks
erdiri di depannya. "Apa dia kekasihmu? Dia ribut dengan resepsionis di bawa
r." Ucapnya menyapa Leo. Denis mengulum senyum. Melihat dari reaksi terke
Lista. "Bahkan ukuran kepalamu sangatlah kecil.
merasa tersinggung mendengar ejekan p
akukan body shaming? Apa kalian merasa kalian sudah sempurn
kepala Lista. Mendadak Denis merasa bersal
kukan body shaming. Lalu apa denganmu yang mengata
mengatakan
ya seperti itu. Ti
iaknya kesal. Denis terbatu
asih SMA?
ing penanya sedikit keras lalu berdiri. Ia melangkah me
" Tanya Leo dengan r
agian dari FW
yeringai. "Kau bilang kau adalah pacarku, jad
mu. Justru setelah tahu akan membuat aku insecure te
is sepertimu yang datang ke sini
Bahkan kau pernah menciumku." P
mbola menatap Leo. Fakta apa lagi ini yang ia dapatka
atapnya. Seolah tatapan Denis menerang
p ciuman itu sebaga
, aku belum pernah melakukan hal itu dengan
nyak karangannya." Gumam Le
an sebuah karangan. Aku dipungut setelah dibuang oleh kedua orang tuaku. aku dibawa oleh seorang laki-laki baik nam
un tidak untuk kali ini. Karena Leo juga ikut terkejut.
sosok Leo sebenarnya dan matanya tertuju pada papan nama yang terletak di ata
TUR U
mantyo
uju cepat pada Leo. Ia terkejut bahk
?" Ucapnya sambil menunj
Dan pria yang menyeret mu ke sini adalah sepupuku dan juga menjadi salah satu pewaris dari bisnis FW Company. Sebagai se
a justru tidak merasa takut sama sekali. Ia tersenyum lalu men
gan menyentuhku!
h kekasihku a
g menjadi
iskinkan keluarga Metha. Aku tahu kamu bukan orang jahat. Kalau kamu orang jahat, pasti kamu sudah biarkan aku disiksa oleh Metha saat itu. Tapi faktanya kamu meno
rjanya. Di sana Angga berdiri dengan tatapan bingung. Ia melangkah mendekat dan menatap
yok melihat gerak mulut Denis ya
an Lista. Namun di posisinya berdiri, Lista mencoba unt
lian teman-temanku yang kaya raya di sekolah tersebut. Namun beberapa hari yang lalu, saat aku hendak kembali di bully, aku melihat keberadaan Leo ada di sek
na. Saat aku melihat Leo, aku mengejarnya dan meminta bantuannya. Dan dia menolongku. Dari sana aku tahu, jika tak semua orang kaya itu jahat. Aku berterima kasih padanya. Berkat ancamannya pada Metha, gadis itu dan teman-temannya tak berani membullyku lagi. Hidupku sudah aman, tentram dan damai bebera
a kasih padamu Leo karena sudah membantuku. Tapi ak
h menahan tangis. Ia bahkan sesekali menengadah ke atas untuk menghalan
aku berair." Ucapnya sembari bercanda. Dan sialnya
dah membawaku masuk ke sini. Berkatmu, aku bisa berterima kasih secara
nya sampai aku lulus dan keluar dari sekolah itu. Aku tak mau pikiranku lelah dan diriku mati di tanganku sendiri." Lagi-lagi air mat
*