sa jenuh. Kami menikah hampir 3 tahun. Aku menikah muda, saat itu usiaku baru 24 tahun, istriku setahun lebih tua. Maka, melihat wanita seperti Dokter Mirza, dan kami mempunyai
erkadang ingin juga makan kentang, atau burger
paling awal mengajak kami sholat tepat waktu. Pakaiannya juga tertutup, jilbab lebar dan baju longgar. Hanya pada kegiatan tertentu saja Ia menyesuaikan.
k kelengkapan pencairan dana. Draftnya nanti ta
iselesaikan ka
lebih cepat cair," j
ya tertawa. Ku perhatikan bagaimana su
okter Mirza menyad
k. Oleng," jaw
di rumah? Habis ini pul
. Tadi Dokter ngomong apa?" aku
kumennya. Sore aja tapi. Mau d
k repot. Kan sudah capek ini samp
kabari ya kalau sud
mi makin sering bercanda. Tak ada kecanggungan seperti beberapa bulan lalu saa
0. Ia sedang ada di kantornya, di rumah sakit yang dipimpinnya, RS Amanah. Aku sudah du
isi Bu Dokter," sapaku
awabnya sambil menunjukkan seny
ni, Dok?" tan
ke Mas Bayu. Monggoh diperiksa lagi, Mas" jawabnya den
si dulu ya,
minum apa
k. Air putih juga
nku. Aku masih mengoreksi dokumen yang I
alau lengkap sem
tnya yang di Desa Sumbe
dernya soalnya cuma desa itu yan
Rabu, ya?"
ikut lagi?" Ia mengk
, Dok," jaw
tutup seperti biasanya. Kami melanjutkan pembicaraan dengan topik ringan. Ses
-baik saja kan, Mas?" Tanya Dokter Mirza saat
nnya berkurang karena sering lebih fokus ke anak," k
berbagi kisah-kisah pribadi akhir-akhir ini. Aku makin kagum dengan kepribadiannya. Bukan hal mudah untuk berjuang mendapatkan anak selama ini. Selain tekanan dari keluarga, tetangga dan kole
etangga ini yang kadang omongannya bikin sakit hati," jelas
uga Ia menempuh cara-cara medis. Kalau memang tak menunda dan keduanya baik-baik sa
ngsung hamil?" tanya Di
Dok, jadi nggak butuh waktu
bikinnya?" Ia menggodaku
pemerannya yang bed
p orang sama?" Dokter
ng berada di ruang tertutup, tak ada orang selain kami berdua. Ingin kuanggap ini serius tapi takut Ia hanya bercanda seperti
nah saya tonton. Nggak tahu sih kalau Dokter punya
obrolan kami hari ini. Ini obrolan paling intim yang pernah kami lakukan. Aku
n film begituan?"
k. Biar makin pinter ka
g kukatakan dari awal. Mata kami bertemu lama sekali. Waktu rasanya berhent
h nonton, lho," katanya
yal bahwa ini adalah sebuah kesempatan yang tak boleh dilewatkan. Jika mengingat pesan orang alim bahwa jangan pernah berduaan dengan
lmu otonomi tubuh manusia?" pancingku y
a mencoba menutupi mulut yang t
eh ya," katanya berusaha me
ap ketemu kalau yang diobroli
. Ia nampak menerawang. Mungkin memilih kalimat yang tepat untuk meneruskan obrolan kami. Pada satu kesem
Mas. Saya takut kita melebi
saya pamit sekarang," a
eh Dokter Mirza. Aku pamit. Kulirik, Dokter Mirza tersenyum meli
sam