lungkup dan kemudian tubuh Rar
i Rara. Rara terbaring dengan tubuh kaku dan mata membeli
anti menoleh ke kanan dan kiri mencari teman-temannya dan hati Ranti sangat
g. Sebegitu terlihat matinya wajah Rara saat ini dan Ranti meneteskan air mata ketakutan. Berulang kali Ranti memanggil-manggil Rara, tetapi Rara tetap diam membisu. Mata Rara mem
... Ra
itan. Kemudian tubuh Rara berhenti bergerak secara mend
a! R
*
aa
dipakai!)" seru nenek ya
. Dia segera membantu sang nene
pa. Wah, bajumu kotor! Ayo, ikut
dan penuh lumpur. Wah, Rara menyesal kenapa
seumuranmu. Sepertinya baj
k merepot
otkan. Aku malah senang sekali
uti langkah sang nenek menuju ke
*
Untung tadi dia memakai sepatu yang kasual dan nyaman untuk dipakai berjalan, tetapi t
nya Palupi. Ayuni
lannya licin," jawab A
, Yun? Pelan-p
ih,
tuk tidak ketinggalan dari teman-temannya. Ayuni berusaha se
elalu kandas di awal masa pernikahan. Sudah empat kali Ayuni menikah dan semuanya kandas pada tahun-tahun pertama pernikahannya
sangan lagi, kecuali Mahendra. Ah ... Ayuni tersenyum malu. Kalau Mahendra sebenarnya bukan tujuan uta
rkembang, berkembang dan berkembang, tanpa henti lagi, tak terkendali lagi. Ayuni tersenyum. Dia tahu Mahendr
menggunakan
tertaw
in jug
ganggap ini hany
h tidak peduli lagi. Aku sudah be
? Kamu tahu kalau Mahendra sud
rus milih aku atau apa istrinya. Biar saja istrinya pu
sa begitu marah. Dia berhenti dan
dra? Kamu siapa, kok, ikut-ikut urusanku?" ta
un. Masak k
tinya begitu berbunga-bunga
h Ut
umahku. Tidak perlu marah-marah dan tidak perlu ikut Bekti. Dia pasti pa
i, lo. Tahu
yang berdiri di belakang Ayuni
tetap manis, tetap lucu dan menggoda. Sini, kuber
a, M
Ayo, ke ruma
ita tua setengah bungkuk itu memasuki bagian dala
*
t sekali ketika melangkah semakin
setapak, ya, Ra?" b
kepalanya. Sepertiny
dipengaruhi oleh hal gaib, R
ama di situs berita horror bernama Candradimuka. Mereka bertemu sekitar lima tahun yang lalu, dan sejak pertama mereka bertemu, mereka sudah saling m
m dan mengangg
napa tadi Mas Bekti menyuruh kita iku
menc
ngan kita yang protes terus. Makanya dia menyur
jauh di depan mereka. Di belakang mereka, Naura melihat Ayuni yang berulang kali berdecak dan membersihkan celana
apas panjang. Dia ha
angan cepat-cepat! Istirah
mend
Naura melihat Naira berjalan dengan cepat dan menyusul Bekti, Cahyo dan Palupi. Naura b
erapa kali menoleh ke arah Naura dan menunjuk-nunjuk Naura. Naura memandang ke ara
akukan seperti itu oleh sahabatnya paling dekat, Naira. Buka
itu. Dia akan kembali ke mobil mereka saja dan mungki
-diam mengkhianatinya dan menjelekkan Naura di depan Naura sendiri. Air mata
mu ngga
Naura basah ba
n Ranti mendekatinya. Mereka segera membant
" bisik Ayuni sambil memel
hat dul
a, Mbak Yun," potong Naura de
il. Tetapi kita istirahat dulu, ya? Minum dulu, ya,
kasih,
ya? Biarkan Naira begitu, pasti nanti akan punya jalan keluarnya. Lagipula Mas Bekti s
mengangguk. Dia menghapus air mata
. Makasih,
berdiaman. Hati Naura masih belum benar-benar sembuh dari sakit hatinya k
Ra. Tadi ada sebuah gubug kecil di sebelah
ke arah Ayuni. M
rkah,
kita ke sana
ngga dia mengangguk dan berjalan bersama Ayuni, Rara dan Ran
tadi dia tidak melihat gubug itu tadi k
*
meri
lalu merasa diawasi, entah oleh siapa. Naira dulu per
yang mengawasiku dari belakang, Pak
itu hanya per
ius,
s, Ra. Ser
dengan sanksi. Sang Bapak terta
nya merasa diperhatikan saja, pas
e arah bapaknya d
ar ada yang meme
pak men
idak akan berani
itu siap
k hanya t
arnya adalah
elengkan
ku dari
m samar sambil meng
eka terlihat, ka
g dimaksud bapaknya itu. Sampai sekarang. Sampai di Huta
tidak ada seorang pun dilihat Naira. Dia sendirian di tengah hu
g dan Naira mulai mendengar bisika
ra .
Naira
hirnya waktu
ku bisa melihat
hat begitu banyak orang yang menggantung di dahan pohon di atasnya. Mata orang-orang itu nampak berkil
ai
ra .
n pohon di atasnya. Naira merasa begitu ngeri, tetapi dia tidak bisa m
hutan pinus, lalu bagaimana orang-or
Naira
*
ya di m
Mas. Nah, ke
tu yang nampak lebih tertata dan sepertinya tidak terla
dia segera mengikuti Bekti dan Cahyo
ormal, tidak pada tempatnya. Palupi merinding seketika. Dia menoleh ke belakang dan jalan di belakang Palup
upi menoleh ke arah Bekti. Tetapi Palupi tidak melih
h
batu tadi? Di man
*
pada tempatnya masing-masing. Cahyo me
gannya kuat-kuat ke arah Cahyo. Cahyo terjungkal dan jatuh tertelungkup di atas tanah. Tubuh Cahyo dia
ekti melangkah dengan ringan dan menoleh lagi ke arah tubuh Cahyo yang mulai didekati bebe
*
aim mendengarkan orang yang menelponnya dengan tenang. Dia
erarti yang tenang, ya? Kebetulan Naim sudah di Kar
n itu. Faza memandang kakaknya
ng, Za. Kamu tahu W
menga
ng Wuni?" tanya Faz
Candradimuka. Mereka sepertinya juga sedang mel
Naim berp
na tahu kalau Mas
gelengkan
harus bergegas, karena kasus
*