img DIA  /  Bab 2 Bagian 2 : Seorang Pria Bernama Syaiful | 15.38%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 2 Bagian 2 : Seorang Pria Bernama Syaiful

Jumlah Kata:1370    |    Dirilis Pada: 04/03/2024

g paling dekat dengan Cahyo. Mereka sudah kenal sejak sebelum mereka bekerja di situs kisah mistis on

rangan teman-temannya. Angin dan air hujan langsung menyam

mberitahu keluarga Cahyo bahwa Cahyo menghilang. Nanti kita bisa masu

lah mereka akan dengan mudah memperkarakan Bekti dan 'Candradimuka' kalau Cahyo tidak segera di

, ya? Baru setelah itu kita

mengan

n dengan mobil, tetapi sebelum membuka pintu mobil, Ranti melihat sesuatu. Seperti sekuntum kecil bunga Melati di sampin

*

. Naira begitu panik dan pucat. Dia begitu ketakutan setelah tahu Cahyo hilang, ap

lapor polisi, kan?"

meng

wab Bekti dengan wajah yang juga ketakutan. Dia mengambil HPnya, dan membeliak ketika melihat

stasi, "tolong siapa saja hubungi polisi seka

akan perintah Bekti dan menghubungi ke

aan telponnya. Seperti orang yang ditelepon Palupi menanyakan posisi me

jang hutan Lor Kalong. Aku tidak tahu tepatnya

an Palupi mengucapkan terima kasih dan menutup telp

gu?" tanya Naira.

tidak! Arang Temu kalau dalam bahasa Jawa berarti kan jarang ketemu, kan? Asta

dak akan ketemu?" tanya Ayuni. Semua meman

an aku!" seru Ayuni berulang-ulang. Semua hanya diam, dan tenggelam dalam ketegangan masing

ada yang menanggapi. Semua diam. Kebanyakan memandang keluar jendela, melihat

leh bunyi HP. Merek

etapi suaranya seperti dari depan. Semua oran

bunyi ringtonenya Ma

nya dengan ragu dan gemetaran. Bukankah tadi HPnya mati

Dia beristighfar lirih. Dia menunjukkan HP

nelpon C

*

Wuni, dan sekarang dia mendapat laporan dari salah satu bawahannya bahwa ada kasus orang hilang di hutan Lor Kalong, tepatnya di jalan raya yang membela

ilah Allah merencakan sesuat

*

guru SD Inpres di Arang Temu. Orangnya baik, sehingga disukai murid-muridnya, dan sepertinya selalu sehat, Ustadz. Selama tiga bulan di Arang Tem

impin rumah tahfidz di Tintrim. Beliau baru akan pulang besok dari Tintrim dan D

ful tiba-tiba meningg

n napas panjang. Wa

ihat sakit atau tidak mengatakan kalau dia sakit. Bahkan dia masih sholat di musholla dengan saya juga. Sholat Maghrib dan sholat Isya. Dan tiba-tiba saja jam sepu

ngis dan menyelesaikan semua

Dan ... dan saya melihat Pak Syaiful memang sudah meninggal, Ust. Saya tidak menyangka!" seru P

k-menepuk b

Doni. Pambudi beristighfar keras bebera

beberapa gerakan jari tangannya. Saya pikir saya berhalusinasi saja karena saya sedih. Tetapi akhirnya, ketika hampir menutup wajah Pak Syaiful dengan kafannya, Pak Syaiful batuk dengan keras, membuat kapas ya

a menunggu kelanjutan

bisa menjawab, saya hanya diam memandang Pak Syaiful antara bingung, heran, takut dan juga bahagia. Saya bahagia karena Pak Syaiful hi

uar biasa sekali. Apa dokter sempat memeriksa Pak

i meng

embawa Pak Syaiful ke rumah sakit besar di Karang Wuni dan malam itu juga kami membawa Pak Syaiful ke rumah sakit, dan hasilnya Pak Syaiful

engit, di

alahnya, Pak

ktu di sana sepanjang hari. Kalau saya tanya kenapa dia selalu ke bukit kecil

*

a seperti memegang barang yang kotor, dia mem

ru Bekti pada Ranti dan seteng

ighfar dan akhirnya menerima panggilan itu. Ranti segera menghidupkan loud speaker p

sapa Ran

ana saja? Aku sudah sa

*

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY