dara dia hanya diam di dalam lift tersebut dengan wajah kesalnya. Ya, mereka membawa gadis itu
pat mengkerut saat melihat wajah Adara yan
heum?" Adara tidak meresponnya
." Adara bersedekap dada, lalu m
a, ayo keluar. Aku tidak
a sih? Aku sa
enyelesaikan semuanya." Benard
!" ujar Adara den
lihatkan berita di ponselnya yang bersa
ku pasti sudah melihat i
s ia menatap Benard. "B-bagaimana bisa? A
kesal, lalu keluar dari lift tersebut untuk masuk
au! Aku cuma mengam
erhenti mendadak dan mendekat ke arah A
ambar itu ke r
is. Benard mengkerutkan keningnya, wajahnya
ara terus menujuk-nunjuk Pria
ya seperti orang lain di luar sana," goda Benard terus me
pala Benard, tetapi dia menahannya lalu men
ya
mata Benard menuju ke leher Adara yang membiru, entah
annya menahan dada bidang Benard su
tap gadis itu dari samping, spontan Adara memega
eh
N
idak pent
harusnya kau
ga sembuh
ri menahan tubuh gadis terseb
ada a
lkan salep buat dia." Ronald hanya menganggukkan
enyum tipis, lalu meni
an pe
an ke punggung Adara, gadis itu menahan rasa sa
s. Benard melirik gadis itu, sepertinya benar yang dikatakan
anjang miliknya. Adara sempat menatap Pria itu, terlihat san
ra dengan tulus. Benard
sama berita yang kau sebarkan! Aku tida
u tidak akan keluar dari sini," lanjut
ti itu! Aku tidak tau apa-apa!" ucap Adara den
endiri, kenapa jadi aku," ujar Adara
icara kalau ka
au mengambil sepatunya, namun tidak jadi karena tangan Benard memperli
uk menambil ponsel yang di tang
yolah, kau hanya bilang saja. Kalau kau yang bilang, dan
kasi! Bukan aku!" Adara masih berusaha u
han oleh Benard dengan spontan. Matanya saling menat
nyadarkan lamunannya, menjajarkan tubuhnya, lalu memalingkan w
rkan tubuhnya lalu menarik selimut di sana, dan bersem
ah gadis tersebut. Lalu keluar dari kama
*
memukul tubuh Adara memakai guli
u memang sengaja ti
gan uapan kecil dari mulutnya. "Nggh ... jam ber
Namun nihil, justru gadis itu jatuh ke dekapan pria itu karena Adara tidak ingin
gan pelan. Adara menguap pelan, sambil mengucek mat
. Sambil menyilangkan tangannya di depan dadanya, seketika pikirannya mengi
bagaimana tidak? Padahal yang mende
rapih, lalu melirik Benard dengan intens.
arus mengembalikannya?" tanya
unjuk ke Benard, dua jari tangan seper
giginya. Tapi, menurut Benard reaksi gadis
ti pakaianmu, lagipula ini masih sore. Kenapa kau tertidur? Kau
menuju ke kamar mandi untuk
menit k
ra berdiri di hadapan mereka, dengan memakai
i, saat ia melihat sepatu yang tidak pass untuk kaki
u," ucap Benar
lirik sepatunya. "Hei! Kenapa kau men
"Sepatu buntut seperti
pria ini barusan. Tanpa rasa sungkan, ia m
bil memukul tangan Adara dengan cepat.
a. Ronald hanya menghela napasnya mel
ana?" tanya Adara, men
rifikasi."Adara
lagi! Aku akan pul
n?" ucap Benard itu dengan