asanya jadi
di orang yang tidak ber
*
a selatan. Banyak yang suka dengan tempat itu, terutama dirinya. Bisa di bi
baik dengan orang yang berada dilingkungannya, maka da
pria tersebut, karena keta
empuan yang tidak menginginkannya dikarenakan dirinya sudah buta permanen. Mulai dar
dia tidak bisa melihat apapun dari tempat yang ia singgahi bahkan wajah keluarganya sendiri. Dia ingin
as di dalam gelas yang di bawa oleh Mamanya membuat dirinya buta untuk selama-lamanya. Entah itu disengaja ata
eknya yang pernah menjadi teman ceritanya. Karena pembunuhan seca
itu, aku sudah mempunyai kekasih Ma." Bae-Jeon terus memoh
akan melihat wajah as
an saja si buta itu," saran Kim
si buta saja. Papa setuju sama kalian," kata Jun-Bae menatap mereka, pertanda diriny
emakin penasaran. Terdengar sangat samar, tapi dir
ipula kalian saudara kembar. Biark
ng mereka bicar
n langkahnya saat sa
an hah?" tanya Bae-Hyun
nmu dengan keluarga Eun," ujar seorang pria yang mirip den
" Bae-Hyun m
lagi, kalau kau sudah mempunyai istri,"
ikahan, Ma. Lagipula, aku t
emalingkan wajahnya sekilas
. Dan ini demi kebahagiaanmu
egitu Ma," ba
Jun-Bae mengangg
kay, kau akan bahagia nanti," ujar Aera se
-Hyun, aku mempun
ya," ujar Bae-Jeon sesekali menatap saudaranya i
ndengarkan ucapan saudarany
berlangsung selama sehidup sekali, dan
rang yang akan dijodohkan oleh kelua
t ramah. Wajahnya lumayanlah, dia dari keluarga
id
ngan pelan. "Sampai kapan kal
unia ini, Bae-Hyun. Batin Bae-Jeon
u?" timpal Bae-Jeon
yun. Lagipula ini demi kau Bae-Hyun," l
ercuma berbicara sama kalian," desisnya, se
*
membuat sebagian penjuru jalanan melihat ke mobil tersebut. Dan siapa kira,
unkan di sini?" tanya Bae
an setan di rumah tersebut, sekalian mencari kucing kesayangannya yang sudah se
jar salah satu bodyguard dengan ramah
h nenek lampir itu," gertaknya dengan kesal. Kakinya melangkah ke arah jalan raya. Pikirannya sangat k
ang gadis, lalu menarik
ebut dengan lekat. Memastikan pria itu tidak kenapa-ke
?" tanyanya dengan santai. Jujur saja, meski
ng punggungnya sembar menerjapkan ma
ati," l
mengulurkan tangannya. "Terimaka
annya, lalu tersenyu
?" tanya Ga-Eun
terdiam. "Kau
n kepalanya. "Iya, aku sering mendengarkan keluarga
meringi
? Ah--ya bisa
Boleh. Mau mint
an menunggu bus di sana, k
an membantumu." Ga-Eun memapah tubuh pria itu menuju ke halte yang tid
ngan Mamaku?" batin Ga-Eun terus memastikanny
rumahmu?" tanya Ga-Eun hati-hati. Dia pernah mendengar, kalau
tapi aku sedang
Mencari