pet promosi, gantiin Mbak Yuni, kan?" samb
yang sudah aku kenal sebelumnya di Gayatri Publishing, Anin dan Nathan. Tepat pukul tujuh tadi ked
gar aku bisa menyiapkan jawaban. Karena kupikir semua orang di kantor pusat belum t
g?" akhirnya ak
o bakalan dipindah ke pusat. Gue sih udah curiga aja kalau e
asan deh, iya kan bener tebakan gue?"
u sambil meringis lebar. "Rejeki nggak boleh ditol
um-senyum najis gitu," ujar Nathan spontan m
ek! saki
i digantiin sama Meli," kelakar Nathan bertepuk tangan. "Setidaknya gue
in posisinya, Nath, Nin." Aku tersenyum manis karena kepindahanku ke kantor pusa
r Pelaksana," goda Anin sambil mengguncang lenganku. Anin dan pe
turunkan alis. "Kalian mau ditrakti
ebrang," seru Anin sambil mengendikkan dagu ke seber
pan tahun hidup di dunia. Sedangkan di sebelahku, Nathan langsung melanjutkan kegiatann makannya. Tadi dia bi
Santai dikit ah," gerutuku setelah membe
et, telat satu detik juga doi bakalan tau, M
k tau, kan belum pernah
o kan malah harus persiapan juga buat kenalan ke tim yang
posisi ayahnya. Mungkin sekitar delapan atau sembilan bulan ke belakang beliau memimpin Gayatri Publishing. Aku bahkan belum pernah sekalipun bertem
ih terlihat kalem, tapi entah lagi kalau nanti bekerja secara langsung di bawah naungannya. Namun ada satu hal yang mengganjal, wajah Bu Nadi
yaku lagi pada Anin dan Nathan
beres tanpa cela." Nathan
ak sekarang. Iya tak?" goda Anin sambil menjawil daguku. Beruntungnya aku punya mereka berdu
ya gue bakal dapat ruangan
Namun satu tanganku gegas ditarik mundur oleh Anin saat sebuah
kan dagu ke arah mobil yang baru saja berhenti. Gadis itu langsung
etelah menutup pintu belakang mobil, perempuan cantik itu membuka pintu depan mobil di sebelah kursi penumpang. Satu detik kemudian seorang anak kecil tampan melompat keluar dan dengan cekatan m
li menarik tanganku saat berbelok di pintu utama. Nathan sendiri malah suda
pa-apa kali, Nin. Nggak bakala
bagian proof reading siang nanti. Anjir sumpah, anjir!!" Ternyata karena Anin yang kelupaan dengan kerjaannya sendiri, tangank
!" sentakku tak membuat
g ayah jemput ya. Sekara
. suar
pergelangan tanganku dari genggaman Anin. Bodo
l,
ku langsung tersita pada suara familiar yang baru saja kudengar. Suar
njaga di sana, masih gadis yang sama dengan beberapa tahun silam. Meski sebelumnya aku bekerja di kantor cabang, aku juga terhitung sering berkunjung ke
ng terdengar. Perempuan itu melambaikan tangan sekilas ke
ng aku tak sempat melihat pria di balik kemudi y
, Bu
ag
, Bu
, pa
an redaksi Gayatri Publishing. Aku yang sempat membeku kembali m
aku melebar
engantre di belakang Bu Nadia dengan beberapa karyawan lain. Tak sepenuhnya karyawan Gay
eliau merasa asing dengan wajahku, meski sudah kupoles sedemikian rupa pagi ini. Kami memang tak per
m yang dimutasi ke pusat perhari ini," jaw
, sorry ... saya beneran pangling ini.
asih mengenakan kacamata silinder, tapi sekarang jarang kugunakan karena bisa kuatas
kok, Bu. Sekarang
gomongin kamu, ternyata secantik ini." Aku memba
sekalian saya kenal
or beberapa langkah di belakang Bu Nadia, aku tersenyum lebar setiap kali atasanku ini memperkenalkanku ke semua staff di lanta
memberikan kontak penting orang-orang yang mungkin akan langsung berhubungan langsung denganku juga tim yang ada di bawahku. Satu hal yang membuat
kan langsung sebelum serah terima sama Yuni," pesan Bu Nadia saat meninggalkan ruanganku s
ap,
di sebelah ruanganku sepuluh menit sebelum jam makan siang. Hanya mengetuk dua kali, aku langsung mendorong pintu begitu mendengar suara Bu Nadia yang mempersilakan aku masuk. Keputusan yang sepertinya aku s
- Li
*