un ber
kbar Alla
ebelumnya tertidur pulas. Dan dia langsung menyadari bahwa dia
da kehadiran Ustad
nya sembari menatap jam dinding ya
i tempat tidurnya, lalu b
ada di dalam sana sedang man
ass
melebarkannya, tapi ternyata ti
Boy? Apa dia semalam
terasa gatal. Dia pun memutuskan untuk
gil Yumna dengan
kl
i dalam sana yang memakai mukenah. Tapi dia langsung membulatka
amu pakai? Dan kenapa keluar kam
ndiri, dan sontak dia terkejut jug
kamar, dan beberapa detik kemudian kem
a laper?" tanya Umi M
menantunya yang terlihat berantakan. Tampak jelas
i. Apa semalam dia ng
kamar
tau, Umi? Jam bera
kayakn
ng tergambar diwajahnya. "Kenapa Mas Boy masuk kamar jam 11, Umi? Padah
pulang malam. Umi sih sempat nanya ... terus Yunus b
ada bercinta dengan istri sendiri? Atau Mas nggak beneran meruqiah orang, tapi bertemu dengan Naya? Kena
antunya, lalu menariknya membawa ke dalam dekapan. "Apa kamu kesal? Atau kecewa? T
na Mas Boy s
di masj
ain,
unus juga 'kan biasa
justru makin pecah. Dan itu bet
," ucapnya seraya mengusap
sekarang pun sama. Kenapa Mas Boy begitu sama aku, U
Mae yang berusaha menenangkan. "Udah nggak perlu berpikir yang aneh-aneh. Sekar
pelukan itu terlepas, perlahan dia m
. Mas 'kan bisa chat aku. Tapi ini eng
ukan apapun dari suaminya, entah chat atau telepon. Bahkan
ranya semalam, Umi Mae memutuskan untuk mengaj
? Bila perlu kamu sarapan saja di sana berdua dengan Yunus," ucap Umi Mae ya
maka tak heran jika dia sama sekali
ak pulang dulu ke ruma
lebih baik. Meskipun masih ad
menitipkan sarapan kepada Sandi, tapi sekarang berhubung sudah ada kamu ... bagusnya k
ponakan dari Ustad Yun
umna. "Aku ke sana sendiri
engelus pipi kanan menantunya. "Kamu yang sabar, ya, N
awab Yumna sa
*
mpat
berjamaah, Ustad Yunus tampak sibu
u, mengepel, hing
annya mengambil alih tugas-tugasnya. Jadi, pekerjaan yang dia la
uga," ucapnya dengan penuh rasa syuku
ya keluar dari masjid, berniat menje
iba ada seseorang yang datang dan
ehh