img Dokter Mafia Tampan  /  Bab 3 Malam Kelam | 100.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 3 Malam Kelam

Jumlah Kata:1284    |    Dirilis Pada: 16/02/2024

u tak sabar, matanya

, membuat Quin yang baru saja terp

emeluk tubuh Quin. Mendapat serangan mendadak membuat dirinya tidak siap, jangankan memberon

sapan itu sangat kasar membuat Quin tak bisa bernapas, sekuat ia mendorong tubuh Gavriel sekuat itu pula Gavriel me

an senyum devilnya ia menatap Quin, Gavriel memang sangat tampan, tubuh tinggi tegap dan perut yang bagaikan roti sobek itu kini terpampang jelas, ia hanya memakai s

ap Gavriel dengan suara

limut yang menutupi tubuh Quin. Badannya se

un semua itu tak ada artinya, Gavriel sudah terpengaruh ob

tak berpakaian, Gavriel berhasil meloloskan kain penutup yang menghalangi aktifitasnya. Ia mengigit leher jenjang Quin. Hingga nampak bekas gigitannya. Rasa sakit perih be

lembutnya Gavriel tetap kasar dimata Quin. Air m

sukan si junior ke dalam lubang sempit itu. Tu

apan bibir Gavriel. Kulit putihnya penuh tanda merah. Bulatan bukit kembar yang keli

n kuku panjangnya ke kulit Gavriel, namun tetap saja tak berpengaruh sedikitpun. Ia terus memompa

ya dalam lenguhan panjangnya. Ia telah menyemb

yang ia jaga akhirnya dirusa

in. Matanya terpejam, Ia merasa lelah. Begitu juga dengan Quin, ia tertidur dengan membawa luka dal

*

men

ia sangat terkejut, apalagi di sampingnya ada gadis tertidur lel

orang," makinya ke diri sendiri

h Quin ke dalam pelukannya. Mencium lembut ubun-ubunnya. Ia belum mau beranjak

, tapi baru kali ini ia melaku

is cantik bule, namun ia tak minat dengan me

a pernah menjalin hubungam asmara dengan teman seangkatannya, k

ncah, si gadis kepergok sedang ber

angnya. Bukan lagu juga sih, tapi mirip saja. Di tambah lagi papinya yang dengan mudahnya bergonta-ga

lit putih tubuhnya yang dipenuhi tanda bekas bibirnya, "Apakah gue seganas itu?" tanya

dari luar. Ia tak ingin gadis itu kabur, Gavriel harus bertanggung jawab atas apa yang di

a, ia cukup kesal dengan Rian, bagaimana bisa meninggalkan obat perangsang di dalam kamarnya. Beru

ri kamar mandi, ia mengambil hair dryer

e. Belum ada tugas di rumah sakit. Ia mendudukan diri di tepi kasur, menata

arnya berkedip nampak banyak pesan yang masuk ke ponselnya. A

sambungan telepon, namun dari luar terdengar deruan suara mobil yang be

ekan bel berkali-kali. Begitu pintu telah di buka, Gavriel menghadiahi bogeman

ian, tentu Rian tak paham dengan apa yang di lakukan saudar

t!" Rian ikut memaki Gavriel, Gavriel tersenyum smirk. Lalu menarik tan

mengikuti saudaranya itu, yang memang dari dulu kasar. Gavriel membukakan

ing lagi," ledek Rian, Gavriel

ra lu,"

tanya Ria

i kamar gue," ungkapnya, Rian segera menut

lu buat manfaatin tytyd lu, masa' ia udah 28 tahun

g!" um

tunggu, bukannya dia gadis yang hampir gue tabrak di lampu merah itu.

gadis tersebut, sebelum ia b

ong jangan sakiti saya, saya mau pergi!" gadis itu histeris, menangis. Nampak kacau. "say

i sendiri, lalu tatapannya menangkap kaca besar. Ia segera memecahkan kaca tersebut. Dan m

ancapkan pecahan ka

Sebelumnya
Selanjutnya
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY