angan di perusahaan iklan terbesar milik group Limson. Netra Hilton berusia 36 tahun, merupak
o
o
o
as
kl
s ruangan yang sudah satu tahun terakhir ini menjadi tempat Netra dan St
uh yang tinggi dan kekar sempurna. Steiner Limson dan Netra telah menjalin hu
say
nelusup dari belakang
mana saja
meeting dengan klien yang k
Netra kemudian membelai wajah cantik
cil seperti itu, sudahlah akhiri sa
semua klien itu berharga un
r Steiner membuat Steiner langsung men
sekarang sayang aku
sebent
gan kekasihnya itu, meskipun Netra bukan lagi gadis muda bahkan Netra adalah seorang single mom denga
wanita yang akan dia nikahi dalam waktu dekat. Bibir Steiner sudah
i luar dan tadi itu panas t
isiang hari begini. Netra merasa tubuhnya sedang berkeringat karena dia sibuk mo
membuat hidupnya sebagai milayder kaya raya yang bisa melakukan apapun sesuka hatinya, t
ayang, la
langsung saja Steiner mengangkat tubuh
nanti malam
n gairahku selalu meledak-led
kau memang
Netra melingkar dileher Steiner sementara ke
in
in
a membuat Netra menghentika
yolah rij
ang, ini da
tahun, tetapi tidak pernah sekalipun Steiner bertemu
ekati dengan orang baru, apalagi jika mengetahui Netra akan segera menikah denga
a dengan teman SMAnya dulu, membuat Netra harus membesarkan putrinya sendiri karena l
, Netra sangat menjaga hubungan dan komunikasi dia dengan putrinya, Ne
a menelpon, Netra akan buru
lo
ibur sekolah tapi hanya menghabis
ana Lau? Kau kan tau
mpang kan lalu kit
u
erus tanpa pernah memberikan perhatian lebih pada putrinya yang bernama Laura Hilton, gadis
Netra masih muda, jangan ditanya apakah Netra kewalahan memiliki putri secantik Laura? Tentu saja jawabannya
can Laura, tidak ada satupun yang diterima oleh N
ba momy izin pada
mom,
adi menguping pembicaraan Netra dengan putrinya, la
in,
ita pergi liburan kal
yak
encintaimu Netra, dan itu artinya aku juga
u
mendaratkan cium
is sekali sayang
enerima statusku yang
rgaku, asalkan aku bahagia orangtu
pada Laura tentang l
api sekarang l
ng digunakan oleh Netra, tanpa menunggu lama Steiner secepat kil
ma hanyut dalam kenikmatan-kenikmatan duniawi, tidak ada kata yang bisa keduan
eja kerja Steiner, sementara Steiner masih
n, rasanya dia tidak pernah puas apalagi bosan Netra mau
ewalahan mengimbangi permainan dahsyatnya, wanita mana yang akan
r, dilihatnya oleh Netra wajah Steiner yang terlihat sang