setiap kali langkah kaki panjan
dada, seraya matanya memindai tubuh wanita itu dari atas ke bawah. Hal itu m
bat lagi. Terserah dengan apa tanggapan Anda tentang diriku. Aku hanya i
mu sementara kau belum memberikan apa yang seharusnya kudapatkan." M
ar kembali, mengusik jantung Ath
Athalia dan menariknya hingga m
yang nyaris tak berjarak membuat At
gat di permukaan wajah Athalia. "Kau sudah menyepakati tawaranku untuk mendapatkan uang itu, bukan? Kau ingin aku membiaya
ebar menelisik ke dalam rambutnya, mengelusnya dengan geraka
ia tak urung mengan
asi. Dia tidak punya banyak waktu." suara
encoba mengelus leher jenjangnya. Terasa geli dan aneh bagi At
tidak sabar ingin segera mendesah di atas ranjangku," ejeknya
gitu polos. Wajah yang meski jarang terpoles oleh make-u
h kartu di dompet, lalu m
semua dilakukan secepatnya, maka datanglah malam ini. Mulai nant
ar. Meski hati kecilnya sangat menentang apa yang ia putuskan
ahesa. Tiba-tiba Athalia menelan ludahnya berat, benaknya me
skan maka kau tidak akan pernah bisa membatalkannya." matany
enghangatkan ranjangku," bisik Mahesa, mengelus leher jenjang Athalia
ar, tetapi sialnya Athali
tu di kulit pipinya mem
ngan pekerjaanku? Apa
ertawa p
i kantor? Aku membayarmu bukan hanya untuk dipajang di apartmenku. Tap
sedikit
aimana jika Mahesa meminta dirinya
tuk kau pahami, Athalia? Kau me
uknya, bukan tidak mungkin Mahesa akan memanggilnya sewaktu-waktu ke ruang
menge
pekerjaanmu seperti biasa." sebelah t
mbali di kursi kerjanya. Namun saat tangan Athalia hendak meng
hal
menatap dengan
a T
ab. Ia tampak berdeham sejen
enku nanti malam, paka
mata Athalia m
*
mana? Tidak biasanya kau
sedang mengoles lipstick di depan cermin, ketika t
Ibu sudah tidu
rkeringat sambil menghampiri Athalia yang sibuk den
uk tidur. Padahal hanya tinggal memejamkan mata. Hati Ibu seperti merasa tidak tenang. Rasanya resah
a berdiri. Matanya menatap nyalang pada ce
Sesuatu yang buruk akan menimpa diriku, Bu. Malam ini aku akan menyerahkan kehormatan
mah teman, akhirnya Dian mengizin
ka sebenarnya Athalia akan
nnya ragu-ragu memencet bel, sampai akhirnya daun pintu berayun terbuka dan sosok Mahesa
" katanya pada Athalia, bibirny
kerjamu yang baru," ledek Mahesa se
kakinya tetap melangkah masuk. Dan mata Mahesa memin
kembali di sofanya, tangannya mengangkat g
geleng. "Tidak. Terima Kasih," jawabnya sembari me
pat sementara matanya masih
us, nanti darahmu turun." Mahesa menge
ntatnya di sana. Namun seketika itu
ua saja di apartmen ini, membuat
kan diri darinya. Karena aku sudah menjatuhkan pilihan dengan menjadi teman tidurnya. Hanya sat