ilik majikan adalah tempat yang ia pilih untuk memuaskan hasratnya yang tak terbendung. Dengan kondisi usia yang sudah menginjak angka 30 tahun dan belum menikah, Marni tidak
adi saksi bisu dari kehidupan seksual majikannya. Tomas, pria atletis berusia 40 tahun dengan wajah tampan, dan T
dang melakukan pekerjaan rumah tangga seperti mengepel lantai atau merapikan barang-barang di sekitar kamar. Kemesraan di antara pasan
enahi kamar tidurnya yang sederhana. Keinginannya untuk memiliki hubungan yang intim semakin menggebu. Na
n getaran perasaan di dalam dirinya. Tomas, seorang pengusaha sukses, sering kali menghabiskan lebih banyak waktu d
aannya sebagai pembantu. Namun, ketidakpuasan dalam kehidupan pribadinya terus merayap d
annya di kota lain, Marni merasa kesempatan emas untuk mendekati Tomas. Dengan
tu?" ucap Marni sambil tersenyum manis ketika Tomas me
perlu repot-repot. Saya hanya akan bekerj
perlu saya lakukan, beri tahu saja," jawab
ang-bincang. Marni menemukan kebahagiaan dalam setiap percakapan
Ia menyadari bahwa fantasi dan kenyataan adalah dua hal yang berbeda. Marni masih harus menjalani kehidu
*
tas menyusup masuk melalui dinding, mengingatkannya pada kemesraan di antara pasangan majikannya, Tomas dan Tania. Hati Marni
erat dan bergetar di setiap serat sarafnya. Di lantai atas, ia memperhatikan cahaya temaram yang ke
percikan kasar dan manja terdengar jelas, membuat Marni semakin tak tahan. Meskipun ia tahu ini adalah momen p
enapa aku harus terus menyaksikan kebahagiaan mereka? Aku juga ingin merasakannya," bisik
memutuskan untuk memanfaatkan momen ketika Tania sering pergi ke luar kota untu
eri tahu bahwa dia akan pergi ke luar kota untuk beberapa hari,
bu Tania pergi?" tanya Marni dengan ekspresi polosnya, m
pandangannya. "Ah, tidak ada yang istimewa, Marni
ik tuan. Saya akan be
sahan yang bercampur aduk. Dia tahu inilah waktunya. Dengan cepat,
ui Tomas di ruang keluarga. "Tuan Tomas, bolehkah saya
ngan pandangan yang penuh perhat
berdebar kencang. Ketika ia kembali dengan s
a setelah Ibu Tania pergi," ujar Marni, s
tanpa Tania di sini. Bagaimana denganmu
yang penuh keinginan. "Terkadang
penting dari rumah tangga ini, Marni. Baga
a merasakan ketegangan dan keinginan yang tak terucap di antara mereka berdua. Tomas melihat Ma
rkecamuk dalam perasaan antara hasrat yang lama terpendam dan ketakutan akan konsekuensinya.
i dengan suara yang lembut, mem
n tangannya ke arah Marni. "Mari, kita
ju lantai atas. Tomas membawa Marni melewati koridor mewah menuju ka
gan aroma keharuman kamar parfum mewah. Marni bisa merasakan ketegangan di udara, namun, ke
nya intens. "Kamu tahu, Marni, kadang-ka
nyapu rambutnya ke belakang dan mencium bibirnya. Marni merasa dunianya berputar saat bibir merek
ang telah lama terpendam. Pakaian-pakaian terlempar tanpa ragu, dan tubuh telanjang mereka pun menyatu dalam alun