kejauhan kulambaikan tangan seraya berteriak memanggil nama Faza, Tiara, dan Adel yang terlihat sedang bercanda
ma tuh cowok?" tanya Aldo den
" balasku sinis tanpa menoleh ke ara
ganggu Kayla lagi dia sudah punya p
ama janur kuning belum melengkung aku masi
Tom and Jerry aja, hati-hati nanti malah jatuh cinta loh kalian!" ledek Adel melerai Aldo d
wab mereka
ernama Firman. Dengan hadirnya Aldo kesempatan bagi Tiara untuk meluapkan segala amarahnya yang terpendam. Terkadang aku sedikit kasihan
a kabari aku kalau sudah putus!" ucap Aldo seraya men
i jadian sama tuh cowok bocor!" cela Tiara dengan bergidik ng
olak cintanya secara terangan-terangan ia tidak pernah sakit hati. Bahkan saat aku
ya? Secara kakak kamu kan cantik banget! Cerita dong!" Rentetan
etiap kali menyebut nama Kak Gibran. Tapi bukan Faza n
ong?" sela Adel yang bisa menangkap air
uskan perlahan sebelum aku menceri
ak Gibran," jujurku dengan
ut mereka serempak s
ran yang lain kan? Lagian di dunia ini ba
pa setiap menyebut nama Kak Gibran hatiku seketika luruh. Kepalaku menganggu
ah novel Layla dan Majnun," sambung Tiara sembari mengurai
" sahut Adel denga
kayaknya cocok!
atnya namun bukannya semakin bersedih mereka justru tertawa bersama. Tapi han
ingin jika sampai Kak Lyla ataupun Kak Rendy mengetahui tentang semua ini. Kenapa ya rasanya nyesek banget? Mana sekarang aku sering berte
an buku catatan kecil lalu menuliskan sesuatu
" jawab Adel polos sembari me
ambil menatap gemas pada sa
hatnya," lanjutnya lalu memasukkan kembali buku catatan tersebut ke dalam t
Memang bukunya belum pernah terbit dalam bentuk buku cetak tetapi karyanya sudah menjamur
aja mana laku?" ejek Faza dengan kesal, ajang curhat
nikmatin hasil ngehaluku juga
a," sahut Tiara dengan kesal sembari menen
ntak kami berempat melompat dari atas gazebo lalu berlarian menuju kelas sebelum Bu Salma masuk
n waktu bersama, entah itu nonton film, shopping barang-barang recehan, ataupun sekadar nongkrong di alun-alun kota. Aku bersyukur memiliki sahabat seperti mereka meskipun memiliki karakter yang berbeda da
ri mendekat. Kita menatap ke sumber suara secara bersamaan dan seketika
amku masih menata
a sudah selesai kan?" ucapku sinis sambil me
Lyla. Aku hanya khawatir kamu salah faham," terangnya dengan kedua netra mengunci netraku se
ra di sini saja." Aku seger
pada ketiga sahabatku yang masih membisu. Aku berpamitan
u lalu menarik tangan Faza dan Adel meningg
a. Punggung tegap itu ingin rasanya kupeluk dan kumiliki lagi seperti dulu. Tapi itu tidak akan mungkin terjadi,
hatiku, jangan membuatku luruh kembali kare