ebagai istri maka suami adalah pakaiannya. Jadi, di mana ia berpijak, wanita akan membawa beban berat yang harus ia pikul setiap saat. Laki-laki pun demikian, memiliki tanggung jawab yang sangat besar, seorang laki-laki tidak akan bisa masuk sur
engek Faza yang berhasil membuyarkan lamunanku. Begitulah Kak Rendy seperti radar yang selalu mengikuti keber
semula. Baru saja aku mengikat salah satu tali sepatuku tiba-tiba sebuah suara menyapa, seketika hatiku b
r sangat nyata, aku tidak berani mengangkat kepala. Pandanganku
alaku masih tertunduk kaku, memainkan tali sepatu yang memang suda
nggak kelar-kelar sih!" Suara kesal Faza men
ngar detak keras jantungku sendiri atau mungkin saja Faza dan laki-laki di depanku juga mendengarnya, tapi
saat netra kami bertemu. Dia nyata, laki-laki di depanku adalah Kak Gibran,
il mencubit lenganku yang masih membeku, seket
a kali berkenalan dengannya dulu, tidak bisa kupingkiri seolah ada magnet kuat yang menghisapku masuk ke dalam pesonanya. Siapan pun yang melihatnya pasti bisa men
dangan ke arah lain. Aku takut kalah dan terjebak kembal
lihat lebih dewasa dan cantik!" pujiny
kabarnya?" Balasku tanpa
kembali dengan singkat sembari
m itu." Sadar Kayla
memotong pembicaraan karena aku sudah tid
amu, nanti malam aku hubungi!"
!" ucapku de
ada Faza karena aku masih terdiam Kak Gibran langsung
ya pada Kak Gibran dan dia sege
ik tangan Faza meninggalkan Kak Gi
tahku pada Faza yang kini
embari menyalakan mesin
*
waktu kan Kay? Kalau nggak bisa aku
enyelesaikan kesalah-paha
eas
perasaan bimbang antara menerima atau menolak ajakannya untuk bertemu
ampusku jam 3 sore, kebetula
la nafas panjang lalu menghembuskan perlahan setela
kiranku, semakin kupejamkan mata maka semakin lekat senyumannya. Tetapi ha
uatu yang nggak baik ini," selidik Adel dengan seringa
ucing aja," protesku sembari
lalu melanjutkan langkahku menu
pas ketemu dia di masjid!" Sambung Adel kemb
eru!" Tiara mulai kepo dan ikut mencecark
n berat hati aku mengakui bahwa
a serempak dengan
yang tiba-tiba sudah bergabung setelah menuntaskan hajatnya
aku aja cowok kemarin," sambung Faza yang lang
Faza dengan kesal sembari meringis menerima tatapan tajam dua sahabatnya. Faza memang sudah memiliki kekasih namun mere
ah pacar kamu, Rendy juga kan ganteng, baik, daaan
as Faza sembari mencubit
erakhir seorang laki-laki dari kej
terasa begitu ringan saat mendekati laki-laki tampan yang sudah menungguku dengan senyuman hangatnya. Senyuman