langkah terkejutnya ia, seorang wanita berjilbab tengah duduk di kursi yang seharusnya jadi miliknya. Erick bertel
sedikit tembam, wajahnya terlihat manis dengan kulit putih b
indo yang tengah naik daun. Wajahnya yang bak patung Yunani d
i. Ia menarik wanita itu agar berdiri dan meminta maaf pada Erick. "Eh, maaf, Mas. Pesawat Mbak ini delayed kar
n ke penerbangan berikutnya saja, bukan ke pesawat ini.' Namun Erick tak mau berkomentar karena dirinya seorang artis terkenal. Ia tak mau g
tukan kedua tangan di depan wajah. Pria itu hanya melihat saja
a. Karena mereka duduk di satu deret yang sama, pria itu bisa melihat sang wanita sedang sibuk mel
ketampanannya. Mereka mencuri-curi pandang melihat keberadaan dirinya di dekat mereka, tapi wanita ini ti
rena sedari tadi jemarinya tak berhenti bergerak. 'Apa dia
karena harus mengejar pesawat agar tak ketinggalan. Kini ia menyesal dan ingin berbaikan, tapi rasanya tak mungkin. Ia takut d
a, ponselnya dimatikan," sahut Pramugari
engaja kedua netranya melihat Erick yang menahan tawa. Tentu saja ia j
u buruk, karena ia sudah datang lebih pagi tapi pesawat bermasalah. Dipindahkan ke pesawat yang lebi
*
ngannya ke samping, mencari-cari tubuh indah yang menghangatkannya tadi malam. Namun kosong. Ia
ermimpi. Kemudian pria ini turun dari ranjang dan meraih kimo