! Bicara y
belakangnya. "Maafkan hamba, Yang Mulia." Sorot mat
s wajah pucat istrinya yan
darahnya, karena itulah mengapa darahnya sulit sekali dihentikan. Hamba sudah berusaha mengobatiny
gagang emas miliknya mengarah pada leher tabib Cole
, Tabib Cole segera bersujud. "Ampun Y
a harus tetap tenang. Yang harus kita piki
iasi ukiran warna emas. Raja menghela napas, duduk kembali
at sekarang. Ada seseorang yang bisa menyelamatkan
orang itu!" serunya tegas. "Pengawal!" teriak Raj
bisa ditemui dengan mudah." Wa
"Brengsek!" bentaknya galak dengan suara k
ampir saja meloncat kaget,
lesat masuk dari luar jendela kamar yang terbuka lebar b
ke luar jendela. Satu buah anak panah dari arah g
a terkejut, pintu kamar
AN
IN
AN
saha menghalau satu pria berto
ungi
angsung menarik pe
AN
IN
AN
r dimana-mana. Penginapan, tiba-tiba
da dirinya sendiri. "Mereka sangat tangguh dan
sedang lincah mengayunkan pedangnya ke kiri dan kanan untuk menghalau dua
EE
lesat ke arah Pangeran Pisceso sam
AN
gannya menangkis ujung pedang pria bertopeng perak terseb
eng perak tersebut dari balik top
AN
memburu Pangeran Pisceso. Lincah memainkan pedang, Pangeran Pisceso menil
kesakitan, teriakan dan dentang pedang saling beradu serta darah yang te
er tertinggi di istana. Tanggung jawabnya sa
gnya begitu lincah terayun bersama angin sampai pada kesempatan di mana
AA
ia-siakan, ujung pedang Pisceso langsung diarahkan kemb
AN
tubuhnya mundur beberapa langkah ke belakang, tapi secepat kila
ria bertopeng perak tersebut begitu membahana. Darah
sedang melindungi Ratu dari serangan orang
Ratu dari sini!" pinta Axel. Suar
. Tanpa berpikir panjang lagi, Raja segera me
obohkan Axel, Raja segera menggendong
AN
awa Raja melayang andai Jenderal Ax
mengayunkan pedang. Prajurit yang melihat Raja segera m
enghabisi pria bertopeng perak tersebut yang lengah karena perhatiannya tertuju pada Raja yang ke
nnya. Darah segar kembali menetes membasahi lantai ketika Pangeran Pi
Pisceso segera melesat membantu Aya
a dan Ratu ke luar dari s
mainan pedang mereka sangat hebat
a orang-orang bay
eso. "Maksudmu, mereka diba
kiri mereka ada tato ular, itu melambangkan perkumpulan mereka. Hamba pernah mendengar
ajar! Berani sekali mengusik keluargak
t ini yang harus kita pikirkan terlebih d
i mana tabib?!" tanya Pisceso tid
dari arah belakang dengan waj
up tangguh, pedang bajanya lincah berayun menghabisi orang yang menghadang untuk membuka j
ngkahnya begitu hati-hati mengikuti Jenderal Axel dari be
AN
IN
AN
Bau anyir darah tercium dimana-mana. Penginapan yang t
luar dari penginapan dengan dibantu beberapa prajurit. Seg
gan hati-hati pada batang pohon. Wa
Eleanor. "Denyut nadinya semakin melemah. Kita h