mati-matian selalu Jasmine hindari. Mata Jasmine nyaris berembun. Jika saja, tidak ada orang
di hadapannya. Tatapan tersirat penuh luka yang mendalam. Bagaikan sebua
ang sulit untuk diungkapkan. Pria itu menatap Jasmine seperti tersesat di tengah hutan yang luas dan gelap. Jika siang hari h
ata cokelat Jasmine mengisyaratkan kebencian yang mendalam pada Xavier. Lain halnya dengan Xavier yang seakan begitu menyelami kein
rkan Jasmine bahwa dirinya terlalu lama menatap Xavier. Tat
sing. Tapi setelah aku lihat dengan benar, aku tidak mengenalnya. Maaf." Jas
ari," pintanya pada Xavier yang masih berdir
da Jelena, menuruti keinginan wanita itu. Meski tatapannya masih mencuri-
Xavier?" tanya Johan
sama perusahaanku di New York, Paman," jawab Xav
gukkan kepalanya, me
. Pasti adikmu tidak sabar," ujar Mila d
g kini memeluk erat lengan Xavier dan segera menatap Jasmine. "Jasmi
berhenti berputar pada porosnya. Dia merasakan hatinya hancur lebur. Sepas
seakan ingin berhenti. Tenggorokan tercekat. Air mata nyaris meng
ucapkan saat ini. Demi berusaha menenangkan dirinya, dia mengamb
i. Dalam diam, pria itu bisa melihat jelas kepedihan di wajah Jasmine.
ni akan bertunangan. Kapan kau meny
nya yang hancur. "Sekarang ini aku ingin fokus
h?" Suara Xavier tiba-tiba bertanya pada Jasmine tanpa dosa. Pria itu sea
keberanian dalam dirinya agar mampu menjawab. Sepasang iris mata Jasmine tak bisa berbohong kalau
begitu saja oleh suaminya. Terlalu banyak wanita lemah di dunia ini. Mereka tidak mampu berjuang berdiri dengan kedua kakinya sendiri. Itu k
am bukan karena tidak bisa menjawab, melainkan kata-kata
perti itu." Mila tak suka p
hannya. Jasmine juga masih muda. Dia baru saja naik jabatan. Wajar saja
nita paruh baya yang masih sangat cantik itu, tak mau memp
etik terbesar. Dia berhasil membawa nama perusahaannya sebagai salah satu perusahaan kosm
ikut bangga. "Se
Xavier menatapnya, lain halnya dengan Jasmine yang enggan menatap Xavi
membahas beberapa tamu yang nanti diundang di pesta pertunangan
Jelena dengan seny
si tentang tamu undangan di rencana pesta pertunangan Xavier dan Jelen
ang, Mom bercerita kalau Bernard sedang ada di Dub
ni dia baru saja terbang ke
knya, ya? Tadi aku pikir dia ikut ke sini
ri kalau sepasang iris mata cokelat Xavier tak lepas menatapnya. Bahkan kala Jelena
ponsel milik Jelena yang tak henti berdering itu. Jelena men
ucap Jelena yang segera meninggalkan Xavier dan Jasmine. Dia langsung
dan Jasmine. Xavier yang tak lepas menatap Jasmine, sedangkan
egera kembali," ucapnya yang langsung bangkit berdiri. Namun, sayangnya langkahnya terhenti kala Xav
ier!" seru Ja
mine." Xavier mencengkr
rlu kita bicarakan!" Jasmine menghu
smi
lalu adalah kebodohanku yang memercayaimu. Jadi lupakan saja." Jasmine me
Hanya kata ini yang lolos dari mulut Xavier. Tanpa dosa
nyuman yang tak lagi sempurna. Terlebih kala Xavier meng
ang asing di hadapanku, Xavier Coldwell. Meski kau akan menjadi calon suami kakakku,
g. Detik selanjutnya, dia berlari pergi meninggalkan Xavier yang masih bergeming dari tempatnya. Sepas