/0/16515/coverbig.jpg?v=cce79db0f75ce3167b39d18d99008fa6)
Ditinggal begitu saja tanpa sebab oleh sang kekasih, membuat hidup Jasmine terpuruk. Jatuh cinta sedalam-dalamnya pada orang yang salah adalah hal yang paling menyakitkan di dunia ini. Wanita itu layaknya boneka yang sudah dibuang. Bertahun-tahun kemudian, Jasmine berusaha berdamai dengan kenyataan. Dia berusaha melupakan sosok pria yang telah menghancurkan hidupnya. Namun, sayangnya takdir seakan mempermainkan Jasmine. Setelah dia berjuang melupakan, tiba-tiba Jasmine bertemu Xavier-pria yang telah menorehkan luka yang dalam padanya. Hancur. Perih. Terluka. Tiga kata yang dirasakan Jasmine kala takdir kembali mempertemukannya dengan Xavier. Ditambah dengan kenyataan di mana ternyata Xavier adalah calon kakak iparnya membuat dunia Jasmine seakan runtuh. Lantas bagaimana cinta Jasmine? Akankah Jasmine sanggup menahan diri, agar tidak jatuh pada sosok Xavier yang merupakan calon kakak iparnya sendiri? Atau Jasmine akan menghancurkan pernikahan kakak kandungnya sendiri? Hidup Jasmine bagaikan berada di labirin, yang membuatnya tersesat dalam kekelaman. *** Follow me on IG: abigail_kusuma95
Bibir Jasmine menyatu dengan bibir Xavier. Mereka saling melumat penuh kelembutan dan hasrat yang membara. Degup jantung keduanya begitu kencang, begitu terasa kala tubuh mereka saling berdekatan. Tangan Xavier meremas pelan pinggang Jasmine, memeluknya posesif, seolah tak ingin kehilangan gadis itu.
Tak hanya diam, Jasmine pun mengalungkan tangannya ke leher Xavier. Dia memperdalam ciumannya. Percikan-percikan perasaan yang tak mampu tertahan. Jasmine begitu mendamba sentuhan Xavier yang memabukkan. Membuat tubuhnya bergejolak. Bahkan rasanya Jasmine tidak ingin melepas bibir Xavier yang tengah menjelajahi bibir ranumnya.
"Bibirmu selalu luar biasa, Jasmine. Manis. Rasanya manis. Aku selalu menyukainya," bisik serak Xavier tepat di depan bibir Jasmine.
Jasmine tersenyum sambil mengelus rahang Xavier. "Bibirmu juga luar biasa, Sayang. Aku menyukainya."
Xavier menatap Jasmine dengan tatapan lembut, membelai pipi Jasmine. "Aku harus pulang."
"Kau mau pulang?" Alis Jasmine terangkat, menatap kekasihnya sedikit bingung. "Kau tidak menginap di sini?"
"No, Sayang. Aku tidak bisa. Ada sesuatu yang harus aku kerjakan," jawab Xavier sembari mengecup kening Jasmine.
Ya, sudah tiga bulan ini hidup Jasmine benar-benar berwarna. Menjalin hubungan dengan Xavier Coldwell membuatnya sangat bahagia. Berawal berkenalan dari aplikasi kencan, akhirnya mereka memutuskan menjadi sepasang kekasih.
Bagi seorang Jasmine Stevanie Welsh, Xavier Coldwell adalah pelengkap hidupnya. Pria itu selalu membuat Jasmine nyaman. Bahkan pria itu pun selalu mampu membuat Jasmine jatuh hati setiap detiknya. Selama tiga bulan kehidupan mereka sudah seperti suami istri. Ranjang adalah tempat di mana mereka melepas rindu.
Jasmine tidak pernah menyesal menyerahkan dirinya seutuhnya untuk Xavier. Karena dia tahu Xavier adalah pria yang tepat. Jasmine yakin, Xavier begitu mencintainya seperti dirinya yang juga begitu mencintai Xavier.
"Kau ingin pergi ke mana, Sayang?" Jasmine memeluk lengan Xavier, dia tampak enggan membiarkan Xavier pergi.
"Ada urusan pekerjaan," jawab Xavier sembari mengecup bibir Jasmine. "Kau tidurlah. Ini sudah malam."
Jasmine mendesah pelan. Tak dipungkiri, dia tidak ingin Xavier pergi. Namun Jasmine pun tidak ingin egois. Hingga terpaksa akhirnya Jasmine menganggukkan kepalanya menuruti keinginan Xavier yang tidak menginap di apartemennya.
"Tapi janji kau harus menghubungi aku kalau sudah di rumah nanti," pinta Jasmine dengan nada memaksa.
"Tenang saja, aku akan menghubungimu nanti." Xavier mengecup lembut bibir Jasmine. "Aku pulang dulu."
"Hati-hati, Xavier," balas Jasmine hangat.
Xavier mengangguk. Lalu dia melangkah meninggalkan Jasmine yang masih bergeming di tempatnya. Sesaat embusan napas kasar Jasmine terdengar. Raut wajah gadis itu menatap kecewa punggung Xavier yang mulai lenyap dari pandangannya.
Saat sudah lebih dari satu jam Xavier pergi, Jasmine masih belum mendapatkan pesan dari Xavier. Raut wajahnya menjadi kesal. Ingin rasanya dia menghubungi kekasihnya itu, namun Jasmine memilih mengurungkan niatnya. Mungkin Xavier sedang sibuk. Itu yang ada di dalam benak Jasmine.
"Lebih baik aku tidur saja." Jasmine kini memilih membaringkan tubuhnya di ranjang. Dia menarik selimut, menutupi tubuhnya itu. Rasa kantuk mulai menyerang. Nanti pagi pasti Xavier akan memberikan pesan 'Good Morning' padanya seperti kebiasaan sang kekasihnya itu.
***
Bunyi alarm di ponsel membuat Jasmine perlahan mulai membuka kedua matanya. Gadis itu itu mengerjapkan mata berberapa kali dan menggeliat kala sinar matahari menembus jendala kamarnya, menyentuh wajahnya.
"Ah, ini sudah pagi," gumam Jasmine seraya mengambil ponselnya, menatap ke layar-waktu menunjukkan pukul delapan pagi.
Jasmine mulai membuka pesan masuk memastikan pesan dari Xavier. Namun, seketika raut wajah Jasmine berubah kala tidak ada satu pun pesan masuk dari Xavier. Tampak Jasmine menjadi bingung. Tidak biasanya Xavier tidak meninggalkan pesannya.
Jasmine terdiam sejenak. Di detik selanjutnya, dia menghubungi nomor Xavier. Satu, dua, hingga tiga kali dia memanggil tidak ada satu pun jawaban dari sang kekasih. Jasmine mendecakkan lidahnya kesal. Ini yang dia paling benci. Dia tidak suka kalau Xavier tidak menjawab teleponnya.
Jasmine mengatur napasnya. Berusaha meredakan rasa kesalnya. Gadis itu berpikir positive. Mungkin tadi malam Xavier sudah tidur. Itu yang ada di dalam benak Jasmine.
"Aku masak saja hari ini untuknya. Sebelum berangkat kuliah nanti, aku akan mengantarkan ke apartemen Xavier," gumam Jasmine pelan.
Jasmine Stevanie adalah mahasiswa tingkat akhir. Dia tinggal sendiri di apartemen pribadi miliknya. Sebenarnya keluarganya pun masih tinggal di London, hanya saja Jasmine lebih nyaman untuk tinggal sendiri.
Jasmine melangkah menuju dapur memasak makanan yang Xavier sukai. Meski masih kesal, tetapi Jasmine berusaha untuk mengerti Xavier. Dia tahu, kekasihnya itu selalu sibuk dengan pekerjaannya.
Tak berselang lama ketika makanan yang dibuat oleh Jasmine sudah matang, dan telah diletakkan ke dalam kotak makan-Jasmine segera bersiap-siap untuk pergi ke kampus serta mengantar makanan yang dia buat untuk Xavier.
Sekitar tiga puluh menit Jasmine selesai bersiap-siap-dia langsung menuju ke luar apartemen mencari taksi yang sering lewat di depan lobby apartemennya.
"Nah itu dia taksi." Jasmine mengangkat tangannya menghentikan taksi. Tepat di saat taksi sudah berhenti di hadapannya; Jasmine segera masuk ke dalam taksi dan menunjukkan alamat apartemen milik Xavier yang terletak di wilayah pusat kota London.
Sepanjang jalan entah kenapa hati Jasmine merasa tidak tenang. Seperti ada yang mengganjal pikirannya. Bahkan sekelebat pikiran buruk pun menyerbu dirinya. Lagi dan lagi, Jasmine menepis segala pikiran negative yang muncul.
Saat tiba di lobby apartemen pribadi milik Xavier, Jasmine segera membayar tarif taksi dan langsung menuju lantai dua puluh delapan-lantai di mana unit apartemen Xavier berada. Sebelumnya Jasmine pernah ke apartemen Xavier, walau baru hanya satu kali.
Saat Jasmine tiba di depan unit apartemen Xavier-dia langsung menekan bel apartemen miliki kekasihnya itu.
"Xavier, ini aku, Sayang," panggil Jasmine lembut.
"Xavier?" Jasmine kembali memanggil Xavier, tapi masih belum ada juga jawaban. Andai saja dirinya tahu password apartemen Xavier, sudah pasti Jasmine akan langsung masuk.
Ceklek!
Pintu terbuka. Wajah Jasmine langsung sumringah bahagia.
"Xav-"
Perkataan Jasmine terpotong kala melihat seorang wanita paruh baya berpenampilan pakaian pelayan yang membuka pintu untuknya.
"Selamat pagi, Nona. Maaf Anda mencari siapa?" tanya sang pelayan dengan sopan pada Jasmine.
"Pagi, apa Xavier ada di dalam?" Jasmine bertanya dengan lembut.
"Maaf, Nona. Apa Anda temannya Tuan Xavier?" tanya sang pelayan lagi.
"Aku kekasih Xavier," jawab Jasmine yang membuat raut wajah sang pelayan terlihat bingung.
"Nona kekasih Tuan Xavier?" ulang sang pelayan memastikan.
Jasmine mengangguk. "Iya, aku pacarnya. Xavier ada di mana?"
Sang pelayan tak mengerti. "Nona, tadi malam Tuan Xavier telah berangkat. Apa Nona tidak diberi tahu kalau Tuan Xavier tidak lagi tinggal di London?"
Jasmine terkejut. "Xavier tidak lagi tinggal di London?"
"Benar, Nona. Tapi saya tidak tahu ke mana Tuan Xavier pindah. Yang saya tahu, Tuan Xavier tidak lagi tinggal di sini," jawab sang pelayan.
"Itu tidak mungkin!" Jasmine menggelengkan kepalanya tegas. Dengan cepat, Jasmine mengeluarkan ponselnya, berusaha menghubungi nomor Xavier. Satu, dua, hingga sepuluh kali gadis itu menghubungi nomor Xavier tetap tidak ada jawaban.
"Nona, tenangkan diri Anda." Sang pelayan menjadi bingung kala melihat wajah panik Jasmine.
"Xavier tidak mungkin pergi begitu saja. Dia tidak mungkin meninggalkanku!" seru Jasmine dengan mata yang mulai berlinang air mata. Dia kembali berusaha menhubungi nomor Xavier, dan sayangnya hasil tetap sama. Tidak ada jawaban dari Xavier.
"Katakan padaku di mana Xavier!" Jasmine menatap tajam sang pelayan.
"Nona, Tuan Xavier sudah meninggalkan London sejak tadi malam. Beliau telah memutuskan meninggalkan kota London. Untuk kepindahannya, Tuan Xavier memang tidak memberitahukan pada saya, Nona," ujar sang pelayan membuat Jasmine menangis keras.
Tubuh Jasmine melemah dan nyaris ambruk. Dalam benaknya mengingat tadi malam hubungannya baik-baik saja. Namun sekarang? Jasmine di hadapkan dengan kenyataan Xavier Coldwell meninggalkannya tanpa satu pun pesan.
Jasmine bersimpuh di lantai. Dia menangis keras. "Xavier, kau ... jahat!"
Marsha hanya mencintai satu pria, dan itu bukan William. Begitu juga dengan sebaliknya, yang dicintai oleh William bukan Marsha. Dua insan itu terjebak dalam sebuah perjodohan yang diatur sedemikian rupa. Mereka sudah sama-sama menolak, tapi sepertinya takdir berkehendak lain. Mereka saling membenci, dan tak menyukai satu sama lain dipaksa dipersatukan oleh sebuah ikatan pernikahan. Bagaikan tom dan jerry yang tak pernah bisa akur. Itu adalah julukan untuk dua insan tersebut. Namun, seiring berjalannya waktu benih-benih mulai muncul. Marsha goyah dengan perasaannya, dan William terbelenggu karena sebelumnya memiliki wanita idaman lain. Lantas, bagaimana kelanjutan kisah mereka? Akankah takdir menyatukan dua insan yang hatinya tak utuh? Atau, sebenarnya mereka adalah dua insan yang seharusnya bersatu?
Seperti mimpi buruk, Belva yang merupakan sosok perempuan kuno, terjebak cinta satu malam dengan Ares Ducan-pria angkuh dan dingin. Sialnya, hubungan satu malam itu membuat Belva mengandung anak Ares Ducan. Hubungan rumit membentang, ditambah dengan status sosial yang berbeda. Lantas, bagaimana kelanjutan kisah Belva dan Ares?
Trauma membuat Jovie Montgomery untuk tidak ingin menikah. Ayahnya pergi meninggalkan ibunya begitu saja, menyisakan luka yang amat dalam untuk Jovie. Baginya semua pria sama. Pria akan pergi di kala rasa cinta sudah hilang dan kejenuhan melanda. Hal tersebut membuat Jovie memagari dirinya agar tak jatuh cinta pada pria mana pun di dunia ini. Sampai suatu ketika takdir mempertemukan Jovie dengan Jace Sherwood-Casanova tampan-yang banyak digilai wanita. Jace merasa tertantang dengan segala penolakan Jovie. Hingga pada suatu saat, Jace bertaruh dengan teman-temannya mendapatkan Jovie. Namun, sayangnya pertaruhan itu terbongkar. Jovie yang tadinya mulai jatuh hati pada Jace, menjadi menjauh pergi. Ini adalah kisah rumit antara Jovie dan Jace. Jovie yang tak percaya pada pria manapun, malah terjebak jatuh cinta pada sosok Casanova yang meninggalkan luka padanya. Lantas bagaimana kelanjutan kisah Jovie dan Jace? Mampukah Jace mendapatkan Jovie kembali? *** Follow me on IG: abigail_kusuma95
Follow me on IG: abigail_kusuma95 *** Dunia dan semua orang hanya tahu kalau Briella Moretti sangat beruntung karena putra sulung keluarga Maven menikahinya. Tidak ada yang tahu kalau Adrian Maven menikahi Briella hanya untuk membalas dendam. Adrian bermaksud menyiksa Briella, menghancurkan dan merusak kehidupan gadis itu. Tapi bisakah dendam Adrian terbalaskan tuntas, sementara kebaikan dan ketulusan Briella membuat hatinya goyah? Akankah cinta atau dendam yang menang dalam permainan kali ini?
Melihat secara langsung sang kekasih berselingkuh, membuat dunia Dakota Spencer runtuh. Wanita cantik itu dihancurkan oleh cinta pertamanya sendiri. Dia selalu memegang prinsip cinta pertama akan menjadi cinta terakhir. Namun sayang, kisah cintanya tidak seperti dongeng yang dia dengar di masa kecil. Dalam keadaan hancur berkeping-keping, sosok pria tampan bernama Dylan muncul. Dylan sudah lama mengagumi Dakota. Hanya saja jiwa petualang pria itu tidak pernah berhenti. Dia mengagumi sosok Dakota, tapi tidak henti bermain-main dengan para jalang. Sampai suatu ketika, di kala Dylan tahu Dakota sudah sendiri, dia mengejar cinta Dakota. Pria tampan itu tidak pernah bosan mengejar sosok Dakota. Hingga akhirnya Dakota luluh akan sosok Dylan. Namun semua tidak berhenti di situ. Masalah menghantam mereka. Badai menerpa hubungan mereka yang sudah sangat kuat. Bagaikan di ambang jurang, mampukah Dakota berdamai dengan kenyataan? Ataukah Dakota harus mundur dan hancur seperti di awal? *** Follow me on IG: abigail_kusuma95
Hal tergila Milly adalah bertemu dengan Zayn, pengacara senior yang angkuh dan merasa paling pintar. Hidupnya mulai merasakan kesialan sejak di mana harus dibimbing oleh sosok Zayn. Ingin rasanya menghindar, tapi dia telah terjebak. Zayn membenci pertemuannya dengan Milly. Menurut Zayn, sosok Milly adalah sosok ceroboh dan paling merasa benar dalam segala hal. Sialnya dia harus membimbing gadis menyebalkan itu. Semua bermula dari sini. Dua orang pengacara cerdas, tapi saling membenci itu terjerat dalam sebuah rasa yang tidak biasa. Lantas bagaimana kelanjutan hubungan mereka? Akankah takdir menyatukan? *** Follow me on IG: abigail_kusuma95
Cerita ini hanya fiksi belaka. Karanga author Semata. Dan yang paling penting, BUKAN UNTUK ANAK2. HANYA UNTUK DEWASA. Cinta memang tak pandang tempat. Itulah yang sedang Clara rasakan. Ia jatuh cinta dengan ayah tirinya sendiri bernama Mark. Mark adalah bule yang ibunya kenal saat ibunya sedang dinas ke Amerika. Dan sekarang, ia justru ingin merebut Mark dari ibunya. Gila? Tentu saja. Anak mana yang mau merebut suami ibunya sendiri. Tapi itulah yang sekarang ia lakukan. Seperti gayung bersambut, Niat Clara yang ingin mendekati Mark diterima baik oleh pria tersebut, apalagi Clara juga bisa memuaskan urusan ranjang Mark. Akankah Clara berhasil menjadikan Mark kekasihnya? Atau lebih dari itu?
WARNING 21+ !!! - Cerita ini di buat dengan berhalu yang menimbulkan adegan bercinta antara pria dan wanita. - Tidak disarankan untuk anak dibawah umur karna isi cerita forn*graphi - Dukung karya ini dengan sumbangsihnya Terimakasih
Setelah diusir dari rumahnya, Helen mengetahui bahwa dia bukanlah putri kandung keluarganya. Rumor mengatakan bahwa keluarga kandungnya yang miskin lebih menyukai anak laki-laki dan mereka berencana mengambil keuntungan dari kepulangannya. Tanpa diduga, ayah kandungnya adalah seorang miliarder, yang melambungkannya menjadi kaya raya dan menjadikannya anggota keluarga yang paling disayangi. Sementara mereka mengantisipasi kejatuhannya, Helen diam-diam memegang paten desain bernilai miliaran. Dipuji karena kecemerlangannya, dia diundang menjadi mentor di kelompok astronomi nasional, menarik minat para pelamar kaya, menarik perhatian sosok misterius, dan naik ke status legendaris.
Angeline adalah seorang pekerja keras, ia baru saja dipecat dari tempat kerjanya karena fitnah rekan kerjanya. Angeline yang harus menjadi tulang punggung keluarganya berusaha mencari pekerjaan apa pun yang bisa menghasilkan. Hingga akhirnya ia bertemu dengan Bryan yang menawarkan sebuah pekerjaan dengan bayaran yang sangat tinggi. Bryan adalah seorang presdir perusahaan ternama. Dirinya yang sebagai keturunan terakhir dituntut untuk segera menikah agar bisa meneruskan keturunan. Dijodohkan dengan kenalan ibu tirinya, membuat Bryan enggan melakukannya karena tau niat dibalik sikap sang ibu tiri. Bryan pun bertemu dengan Angeline dan menawarkan pekerjaan untuk menyewakan rahimnya dan melahirkan keturunannya. Apakah Angeline bersedia untuk menyewakan rahimnya dan melahirkan anak dari Bryan? Akan kah benih-benih cinta tumbuh di antara keduanya dan menjadikan pernikahan mereka sebagai pernikahan yang sah?
Setelah menyembunyikan identitas aslinya selama tiga tahun pernikahannya dengan Kristian, Arini telah berkomitmen sepenuh hati, hanya untuk mendapati dirinya diabaikan dan didorong ke arah perceraian. Karena kecewa, dia bertekad untuk menemukan kembali jati dirinya, seorang pembuat parfum berbakat, otak di balik badan intelijen terkenal, dan pewaris jaringan peretas rahasia. Sadar akan kesalahannya, Kristian mengungkapkan penyesalannya. "Aku tahu aku telah melakukan kesalahan. Tolong, beri aku kesempatan lagi." Namun, Kevin, seorang hartawan yang pernah mengalami cacat, berdiri dari kursi rodanya, meraih tangan Arini, dan mengejek dengan nada meremehkan, "Kamu pikir dia akan menerimamu kembali? Teruslah bermimpi."
Istriku yang nampak lelah namun tetap menggairahkan segera meraih penisku. Mengocok- penisku pelan namun pasti. Penis itu nampak tak cukup dalam genggaman tangan Revi istriku. Sambil rebahan di ranjang ku biarkan istriku berbuat sesukanya. Ku rasakan kepala penisku hangat serasa lembab dan basah. Rupanya kulihat istriku sedang berusaha memasukkan penisku ke dalam mulutnya. Namun jelas dia kesulitan karena mulut istriku terlalu mungil untuk menerima penis besarku. Tapi dapat tetap ku rasakan sensasinya. Ah.... Ma lebih dalam lagi ma... ah.... desahku menikmati blowjob istriku.