mbara. Degup jantung keduanya begitu kencang, begitu terasa kala tubuh mereka saling berdekatan. Tan
kan perasaan yang tak mampu tertahan. Jasmine begitu mendamba sentuhan Xavier yang memabukkan. Membuat tubuhn
Rasanya manis. Aku selalu menyukainya," bisi
rahang Xavier. "Bibirmu juga lua
tatapan lembut, membelai pip
gkat, menatap kekasihnya sedikit bin
atu yang harus aku kerjakan," jawab X
ngan dengan Xavier Coldwell membuatnya sangat bahagia. Berawal berkenalan
Jasmine nyaman. Bahkan pria itu pun selalu mampu membuat Jasmine jatuh hati setiap detiknya. Selama ti
r. Karena dia tahu Xavier adalah pria yang tepat. Jasmine yakin, Xavier
asmine memeluk lengan Xavier, dia ta
er sembari mengecup bibir Jasmine.
Jasmine pun tidak ingin egois. Hingga terpaksa akhirnya Jasmine mengangguk
aku kalau sudah di rumah nanti," p
mu nanti." Xavier mengecup lembut
vier," balas J
ing di tempatnya. Sesaat embusan napas kasar Jasmine terdengar. Raut wajah g
r. Raut wajahnya menjadi kesal. Ingin rasanya dia menghubungi kekasihnya itu, namun Jasmine m
menarik selimut, menutupi tubuhnya itu. Rasa kantuk mulai menyerang. Nanti pagi pasti Xa
*
atanya. Gadis itu itu mengerjapkan mata berberapa kali dan menggelia
aya mengambil ponselnya, menatap ke lay
a raut wajah Jasmine berubah kala tidak ada satu pun pesan masuk dari Xavier. T
tiga kali dia memanggil tidak ada satu pun jawaban dari sang kekasih. Jasmine mendecakkan lid
lnya. Gadis itu berpikir positive. Mungkin tadi malam X
erangkat kuliah nanti, aku akan mengantarkan
di apartemen pribadi miliknya. Sebenarnya keluarganya pun masih tingg
i. Meski masih kesal, tetapi Jasmine berusaha untuk mengerti Xa
dan telah diletakkan ke dalam kotak makan-Jasmine segera bersiap-siap u
ap-dia langsung menuju ke luar apartemen mencari ta
t taksi sudah berhenti di hadapannya; Jasmine segera masuk ke dalam taksi dan menu
yang mengganjal pikirannya. Bahkan sekelebat pikiran buruk pun menyerbu d
si dan langsung menuju lantai dua puluh delapan-lantai di mana unit apartemen Xavier
rtemen Xavier-dia langsung menekan
Sayang," panggil
lum ada juga jawaban. Andai saja dirinya tahu password ap
kl
h Jasmine langsung
av
eorang wanita paruh baya berpenampilan pak
mencari siapa?" tanya sang pela
di dalam?" Jasmine b
emannya Tuan Xavier?" t
smine yang membuat raut wajah
Xavier?" ulang sang
"Iya, aku pacarnya.
Xavier telah berangkat. Apa Nona tidak diberi tahu
Xavier tidak lagi t
n Xavier pindah. Yang saya tahu, Tuan Xavier t
mine mengeluarkan ponselnya, berusaha menghubungi nomor Xavier. Satu, dua, hi
ang pelayan menjadi bingung ka
Jasmine dengan mata yang mulai berlinang air mata. Dia kembali berusaha menhubu
Xavier!" Jasmine menat
tuskan meninggalkan kota London. Untuk kepindahannya, Tuan Xavier memang tidak m
malam hubungannya baik-baik saja. Namun sekarang? Jasmine di hadapkan
tai. Dia menangis keras.