emberinya o
ndangannya menatap lekat pada seorang gadis cantik mengenakan hoodie be
targetku
n obat yang dibawa pria di depannya. Ia kemudian beranja
nsel iPhone milik senior kampusnya teringat lagi di otak. Agatha berulang kali men
al di kos-kosan, bagaimana bisa ia mendapat
bisa membantu
lihat segelas minuman diletakkan di depannya. Ia reflek meneguk ludah. Se
erlu membayarnya," celetuk bartend
a membuka suara, bartender itu sudah berlalu pergi. Agatha menatap segelas minuman berwarna kuning keemasan dengan
n? Benar, aku hanya ingin membasahi tenggorokan saja. Lag
f. Wajah si bartender tadi tidak mencurigakan, jadi ia piki
ul, ternyata rasanya tidak seenak yang ia bayangkan. Begitu ia meletakkan kembali
pu?" ringis Agatha sambil memega
. Ia mengerjap-ngerjap, berharap rasa sakitnya mereda, tapi bukannya berkurang, tubuhn
berat sekali?
ri tangannya mengepal kuat saat melihat pria yang menargetkan Agatha mempun
sekretaris Jayden yang duduk di sebel
apartemen y
tender yang kini terlihat tertawa-tawa. Ia sepertinya tidak menyadari ke
Jayden tegas. Ia beranjak dari duduknya dan berjalan l
nda diamb
reflek berdiri. Si pembuat rencana yang melihat Jayden pun seketika menggertakkan gigi. Ia langsung berjalan cepat kar
i, tapi rasa ingin menutup kelopak semakin menjadi. Agatha bahkan tidak bisa melihat dengan jelas saat dua oran
yang mengurus dua curut itu," perintah Jayden yang diangguki siap
ya berbeda dengan perempuan lain yang ada di bar ini, tapi entah kenapa sesuatu di dalam hatinya mendadak aneh. Ia
elan. Saat itu juga dua pria tadi baru sampai. Jayden sudah berdiri dan menghadang mereka dengan tub
an gadis itu!
g ia kenali ini. "Memangnya dia akan menyukaimu? Lagi pula, bukanka