tanya seorang pemuda kepada
si dan juga meja. Orang yang dipanggil bos itu menoleh kearahnya. Melihat
elah sana akan
ntu masuk kafe. Pemuda itu mengangguk ketika
k, B
n disisi kiri pintu kafe. Sementara bos mer
amplop besar berwarna coklat. Gadis itu sudah berjalan sejauh beberapa kilo meter
seraya mengusap bulir-bu
ya untuk mengipasi wajahnya. Sesekali a
ini belum juga dapat tempat yang
mengayunkan kakinya. Sesekali ia memperhatikan bangunan dise
Sampai beberapa meter kemudian. Pandangan mata
ima orang saja. Mereka terlihat
membuka usaha bar
. Dalam pikirannya terlintas sebuah ide dan juga har
hari ini, Ara. Semangat!" gumam
. Setelah itu kembali mengayunkan kakinya. Memusat
pada seorang pria muda, yang b
itu menole
, Mbak?" ta
gan pekerjaan tidak, ya? Say
rlihat dengan begitu jelas diwajahn
e Pak Bos. Mumpung orangnya ada disini.
duduk disalah satu kursi di sana. Ara meng
ih ya,
ngguk seraya m
tar ya
ria itu masuk kedalam kafe. Meninggalkan Ara yang sudah
. Terlihat sedang menghampiri bosnya. Kebetulan bosnya sed
f, B
dipanggil se
pa?" t
yaknya lagi cari pekerjaan. Apa Bo
bicara terlihat men
n. Kayaknya dia habis jalan
ngangguk. Pria itu memimpin jalan lebih du
itu pada Ara, yang sedang meng
mu boleh kemb
suai dengan instruksi dari atasannya. Membi
ak?" tanya pemilik tempat itu yang k
Namun, sejurus kemudian matanya mem
ru pria di
begitu sempit. Kit
ali wajah Ara. Ara hanya bis
gan pria aneh ini lagi si
kan pekerjaan?" tanya pria ya
ntang pekerjaan raut wa
saja tentang pertemuan tidak sengaja itu. Toh, kami tidak
tnya. Gadis itu hendak bersuara sebelum pria
pekerjaan? Nona ...." pria dihada
Saya Ararya Ch
ui siapa namanya,' bat
aivan Ardhani. Pem
saat pertama kali mereka bertemu. Kali ini Ara meneri
ngatan yang merayap memasuki relung hatinya. Padahal hanya berjabatan ta
ngetahui nama A
ikan. Berbeda sekali dengan pertama
n," Ara dengan canggung
enyadari adanya kecanggungan
saja seperti pertama kali kita bertemu. Itu akan terasa lebih be
rjaan. Jika Saya bersikap bar-bar seperti itu. Apa ada yang mau mener
ngan kasar," ucap Ara
mengingat pertemuan pertama mereka. Ara juga merasa tid
menerima Anda tanpa persyaratan a
japkan matanya beberapa kali. Seakan tak p
nya Ara dengan
ngguk sembar
ri ini juga. Itu jika Anda mau," kemb
serunya den
lupa mempertahankan sikap formalnya. Hal ini
elah jam makan
gannya. Tepat sekali jam sudah
kan siang 'kan?" tan
menggele
ekalian saja. Kita makan
apa-apa?"
nap
kan. Tapi pertanyaan yang Ka
ali. Masak sudah makan duluan,"
alisnya merasa aneh. Kenapa pria yang akan men
ngan ucapanku?' batin
gap saja ini traktiran dariku s
s, bu
gadis itu segera menghalau pikirannya itu. Mana mungkin ia menyukai orang
~
mbung