a ada darah dar
anik karena menyadari kedua kakinya sudah dialiri oleh cairan merah. Alessa berusaha beranjak d
minta pertolongan seseorang. Alessa akhirnya menyerah karena selain rasa sakit tapi aliran caira
kini berbaring dikubangan darahnya sendiri. Alessa terisak menangis pilu. "Rasa nyeri tertusuk, tubuh melemah drastis dan
al ini, maafkan Ibu, nak." Alessa berucap sendiri. Pe
merahnya itu. Dia menatap Alessa yang sudah tergeletak tak berdaya. Pria itu segera mendekati A
unlah," uca
ati?" tanya Julia yang b
pelan. Ia tahu Alessa masih hidup tapi kondisinya sudah mengenaskan karena cairan merah yang keluar dari dirinya begitu banyak. "
essa alami. "Bagus, bagus, setelah itu buang tubuh Gadis itu ke jurang
onya," sa
an menjadikan alasan janin itu untuk memporoti Jovian." Julia berucap sambil beranjak meninggalkan kamar yang Ales
keluar dari mansion ini. Beruntung suara deruan mobil terdengar dari halaman perkarangan rumah megah i
ong tubuh Alessa yang tak sadarkan diri itu. "Kemungkinan masih ada wakt
emudian meletakkan Alessa di bangku belakang mobil. "Bertahanlah, Nona kecil," gumam Robert. Saat itu p
ter Mina Harun!
Darurat. Dia terus meminta agar Alessa ditangani oleh Dokter Mina Haru
iannya pada Alessa yang malang itu. Wanita itu tidak memerdulikan keberadaan Rober
enghampiri Robert. "Gadis itu baru tadi pagi mengetahui kehamilannya, kini Ia keguguran dan aku tahu bukan secara alami melainkan,"-Wanita itu melepaska
malang itu." Robert berucap sambi
i. "Aku butuh keluarganya untuk menandatangani persetujuan operasi
g ini ... itulah yang sudah kuselidiki atas perintah N
ling tidak keluarganya mengetah
saku harus kutebus Mina." Rob
ilangan janinnya. Kini Alessa sudah beberapa hari di ruang rawat inap. Ia mendapatk
ya. Robert sudah memberitahu jebakan yang Julia inginkan pada Alessa. Rob
maaf pada gadis malang itu,"
tua itu mendapati sosok gadis muda yang cantik. Wajahnya berseri disinari sinar matahari dari jendela yang senga
lessa masih mengingat jelas penderitaannya yang harus melawan reaksi dari o
engandung anak dari pewaris
Alessa yang langsung menatap dirinya itu. "Maaf, Nona, Ayahku sebenarnya ta
dah terjadi. Dia sudah kehilangan janinnya. "Aku memang sedih karena kehilangan janinku yang tak berdosa na
ya Julia." Robert berlutut dihadapan Alessa untuk meminta pengampunan. Ia mem
erjadi ... aku memaafkanmu," sahut Alessa dengan suara inda
dosaku, biarlah aku memberimu tempat untuk jadi anak angkatku, Nona." Robert berucap p
aku lebih senang jika Paman juga m