OL
aja, ayahku bekerja sebagai buruh di Jakarta sedangkan ibuku
kuliah di salah satu perguruan tinggi negeri. Hubunganku dengan kakakku tidak benar-benar dekat, aku jarang sekali ngo
doh. Sebenarnya aku bukan pemalas, aku sudah berusaha belajar dengan tekun, namun semua pelajaran itu
non-akademik, olahraga dan beladiri menjadi keunggulan ku, saat aku m
ya dijadikan sebagai lumbung prestasi untuk sekolah ini, aku tak pernah benar-benar
*
panku. Aku memang tidak biasa sarapan di rumah, ibuku terlalu sibuk untuk memasak di
rena aku sudah menjadi langganan di warung itu aku pun cukup akrab dengan dia karena dia juga ikut memba
ring menjadi bahan bulian oleh anak-anak sekolah yang sok kaya dan be
yuk!" ajak Ririn untuk
balasku
bang depan karena gerbang belakang sekolah hanya berupa pintu teralis
memutar maka kita biasanya memanjat
um?" tanya Rir
kau puncak tembok itu, terkadang momen itu aku manfaatkan untuk mengintip isi dalam roknya, n
berang. Setelah dia menghilang aku pun lalu melompat dengan hanya s
tembok tepat di bawahku dan aku tidak bisa me
kkk
nimpa tubuhnya. Kami berdua ambruk dia dengan posisi terle
adaku, wajahnya memerah nafasnya memburu, aku merasakan adikk
minggir!" p
tau kalo lo masih di sit
kalau kami masih berada di posisi yang sama. Untung saja
kepiting rebus, sekilas dia melirik ke bagian depan cel
g sedikit kotor karena terjatuh tadi, kami pun berpisa
a di sana aku melihat teman sekelasku sud
berada di depan meja guru. Bukan karena aku rajin tapi karena aku terlambat saa
eman sebangkuku y
suk ke sekolah sehingga kita jadi teman sebangku. Awalnya kami sang
rab, bahkan aku diam-diam mulai menyukainya tapi
jawabku
n pr matematika
udah lu percaya?" jawa
il memberikan pr ya
yang terbaik." Tanpa banyak urusan aku p
s sekolah dari dia, meskipun hampir semua jawabannya salah
aku untuk menjadi tukang ojeknya yang mengantarkan dia kemanapun dia mau,
sa yang tepat ber
pa
g sekolah te
u masih sambil m
ennya kakak gu
minta diantarkan ke tempat teman kakaknya namun aku tidak ambi
ada uru
Lisa kemudian membetulkan dudukny
ampuanku, aku mengerjakan tugas dengan mataku menatap kearah g
kir, menyalakan motorku dan menuju ke gerbang sekolah. Di sana sudah
ang dulu?" ta
kita gas aj
tas motorku aku pun langsung mema
h lebih dulu masuk ke kafe itu. Di sana sebagian besar diisi oleh mahasiswa yang sedang nongkrong. Kita menuju ke sebuah meja, di
sapa Lisa ke
duk!" jawab salah
udian duduk tepat d
ain kemarin, namanya Randy," uca
kak Dimas, yang
iri dan menyodo
jawabny
bat tangannya dan
ki, aku sedikit heran dengan apa yang dia lakukan.
A temennya Lisa?" t
, emang
SMA, haha." ucap d
ng muka gue bo
ros, tapi badan lu yang kegede
huan kalo lu masih anak SMA," uca
" tanyaku dengan suara yang agak tinggi, aku kemudian m
enatapku, ekspresinya cemas mungki
elum sama lu?" Di
menggeleng
Pekan Olahraga Mahasiswa) dan kita mewakili univer
ya, tim kita selalu kena bantai sama
a punya temen yang jago basket, dan kita
inkan, tetapi aku masih marah dengan Lisa
u kan?" tawar
i keputusan. Dimas melihat k
akan bayar 1 juta kalo lu mau ikut, kita ya
sih te
nal gue tambah
lum be
ta juara." tawar Dimas terus mera
ereka, tapi aku takut kalau terjadi masalah apabila aku ketah
pus kalian, gimana caranya gue
atin lu KTM palsu, ya gak bon?" jawab Dimas sambi
sesuatu dibalik meja di samping cewekny
lu menarik tangan yang sed
yang ada di sampingn
san aja," omel Dimas kepada pria
abung ke tim kita?" tawar
r-pikir d
ena proses pendaftarannya juga
e kasih j
awab Dima
n Lisa berjalan menuju motorku, dia
sam