a waktu yang bergulir sejak dia bertemu dengan Diraja Sudibyo, rekan kerja Mas Darius yang entah k
membicarakan tentang masalah absurd pertunangan tersebut. Ambar memilih untuk menghabiskan wa
ah, dia tak lagi memikirkan dan cenderung lupa tentang Diraja. Dia terlalu sibuk menikmati hidu
bakan di hotel Royal Ruby–Ambar sudah jelas-jelas mendengar kalau M
a Diraja saat ayahnya sendiri mengemukakan pendapat terseb
ang mendasari perub
mereka. Sudah beberapa hari ini mereka kembali lagi ke rumah mereka setelah sebelum
uarga. Masa-masa sulit ketika Mas Darius menghadapi masalah yang cukup berbahaya dan menyebabkan dirin
ahan Mas Darius dan Mbak Amira, Ibu bersikeras kembali ke rumah mereka dan menganggap keada
ka kita kembali ke rumah kita yang sederhana, tapi begitu nyam
ketika mengutarakan keinginannya kemba
ersebar banyak di Jakarta dan kosong tidak ditempati. Semua fasilitas tentu saja lebih baik dibanding rumah s
nyaman berulang kali, sehingga membuat Mas Darius mengalah dan
Ilmu International College dan bisa dipakai kelak jika Ambar sudah mulai berkuliah," ujar Mas Darius yang sama
bu dan menghampiri ibu yang sedang merawat
bentar. Ketemu teman,
n bertemu tema
u hari ini di Plaza Indonesia. Ini juga merupakan peringatan Ambar
rnya berceletuk ringan, "Ibu kira kamu
n Bu! Aku nggak punya pacar! Mana s
diam selama beberapa detik
alam, ya!" ujar Ibu ya
juga sebentar, kok
a malas sekali bertemu dan berinteraksi dengan pria yan
an ojek online. Dia hanya memakai kaus hitam lengan pendek dengan celana jeans dan sepatu converse
nya hari ini dia benar-benar datang ke m
da pesan dari nomor yang sengaja tak disimpan, namun Ambar s
dah di S
i kopi waralaba tersebut, Ambar berjalan dan masuk ke dalamnya. Wangi kopi yang khas menye
tinya belum sadar kalau Ambar telah tiba. Dia langsung duduk di hadapan Diraja
u basa-basi, karena saya nggak punya
dan bahkan ada beberapa wanita yang dua kali menengok ke arah merek
. Mungkin saja itu efek alisnya yang tebal, namun Ambar tidak takut
lih tidak menanggapi ucapan
kepalanya, dia tak
a kita bicara sekarang," A
ur. Pria itu justru menyandarkan tubuh tegap atletisnya ke kursi dan mengangkat
appe or something girly drinks, perhaps?" ej
rhatikan kita, jadi lebih baik kita selesaikan permasalahannya secepat mungkin!" Ambar menghiraukan pert
raja kembali mendiamkan ucapan Ambar da
Tanpa menunggu jawaban Ambar, Diraja pergi ke counter dan mulai me
akin banyak yang memperhatikan dirinya dan Diraja. Ambar mengernyitkan dahinya. Apa mungkin Diraja s
hkan secarik kertas kepadanya. Ambar mengernyitkan dahinya, menatap pria asing yang berl
sana tertulis nomor telepon dengan beberapa
ran lebih baik dari om kamu, ka
ini orang-orang melihat Ambar dan Diraja lalu sege
um itu untuk dia maki-maki sepuas hati, Diraja ti
" tanya Diraj
naruh cup holder yang berisi dua cup minuman ke meja dan kedua tangannya
tanyanya d
sih nomor teleponnya dan mikir kalau saya jadi sugar baby yang lagi jalan sama omnya!" ucap Ambar cukup ke
nya menggenggam pergelangan tangan Ambar. Mereka mulai keluar dari Starbucks dan berjalan ke dalam area mall
mau ke mana?" tanya Amb
" Diraja kembali 'menyeretnya' hingga mereka berdua melewati security check dan m
i dia berontak saja dan membuat keributan
cam, dia akan tendang bagian paling