a Hayra sengaja membiarkannya kering Hayra sudah menabur paku di jal
l
ang mengoceh tak jelas karena perjalanan nikmat mereka terganggu. "Aduh, k
n dengan parang yang iya bawa tak lupa sarung ta
lda hingga sobek menganga lebar darah m
u meninggal pun aku tidak tau. "Lo!" pekik Nina melihat Hayra
gi kita," ucap Hayra
ni. "Kaget iya? Uhh ... kasihan nih minum!" todong
ock melihat semua ini dengan kedua
ng yang iya bawa. "Bawa gih teman lo, takutnya dia mati, oh ... satu lagi, besok kita ketemu di sekolah
i ini mereka sangat takut. Sehingga salah satu kaki teman Nina terkena paran
masuk ke dalam hutan karena ada segerombolan motor yang mendekat Ha
g lewat itu anak-anak Venus terkejut melihat darah dan Nina yan
tanya Tama sembari turun dari motornya
hkan oleh Hayra yang berada di bawah pohon denga
ka menelpon ambulans Azka memeluk Amelia yang sudah
ari lu sampe akar-akarnya!" gumam Hayra di depan cermin sembari memandangi luka di b
i lo bersujud minta maaf di depan gue, pembullyan yang
mustahil mendapat kerjaan dengan tetap tapi Hayra tidak pantang menyerah kehidupannya tidak seperti dulu yang ada san
*
egitu panas Hayra berteduh di dekat tembok melihat mobil mahal yang lalu lalang. "Kerja
kasih sesuatu tapi sayang si pengendara mobil itu membuang sampah di depan mereka sehingga membuat mereka sedih dan kecewa 'se
apat jadi perlu bersabar. "Woe OKB, orang kaya baru! Gak usah sok kau ya!" sentak Hayra yang
oleh ke arah Hayra yang sedang duduk dengan sa
-kita ni apaan!" sarkas Hayra menendang sebungkus plastik hitam itu
engan aksi Hayra. "Kamu ...!" geram
empar depan kami, lo buta apa gimana, hah? jelas-jelas ni tanda peringatan nulis kata-kata gede banget lo, ga m
pergi dari sana dengan si wanita yang merenggut kesal set
o cewe s
ah menipis, dengan cara apa lagi dia harus mencari kerja. Hayra pergi ke ara
sebutir beras dalam toples yang tersisa Hayra mengusap perutnya lapar duit lima ribu
jadi 1500 jadi Hayra hanya mendapat tiga bungkus dan kembalian 500 rupiah
aan ini! Gue benci ...!" teriak Hayra dengan suara lirih di tambah rasa lapar yang tak kunjung usai karena hanya memakan satu mie gelas d
i sana gak di sini hidup gue sial mulu, sial! Sial! Sial ....!" H
terak Hayra, rasa pusing menyerang dirinya, sungguh Hayra merasa amat frustasi dia seakan mera
gung akibatnya!" teriak Hayra semakin frustasi, "