i nganterin aku ke atas?" Serentetan kata bernada protes i
ang nampak salah tingkah di hadapannya. "Pengin tahu di mana kamu tinggal, soalnya aku bakalan jadi sekretarismu
IN
kan, Cantika yang ingin protes sekali lagi karena tingkah sekretaris barunya yang terlalu protek
yang selalu menentang kehendaknya untuk segera menikah sembari berkata, "Memangn
gantiin beliau sementara jadi sekretarisku," jawab Cantika mengen
duluan deh biar nggak ganggu Miss Cantika ngobrol sama Om!" ujarnya lalu menganggukkan kepala
ofa berseberangan dengan puterinya itu. "Tik, Papa mau kamu buat setuju dijodohin sama
Cantika meyakinkan bahwa dia tak salah oran
maksudkan. "Yaelah, kenapa mesti dia sih, Pa? Tika nggak su
u tuh sudah nolak banyak pria, sampai-sampai calon suami yang dulu Papa ajukan ke kamu su
ap
riot di restorannya lantai 5. Dandan yang cakep, kamu sama Hans tunangan langsun
erinya telah tercapai. "Kamu harus datang kalau nggak ... Papa akan bertindak
pai seumur hidup. Masa mau kawin cerai macem selebritis aja sih?! Tolong kasih Tika kesempatan buat pilih jodohku s
asih kinclong tanpa kerutan. Dia pun berbicara, "Tik, kamu tuh cantik seperti nama yang Papa kasih waktu kamu lahir. Sayangnya kamu
ang dulu Papa jodohin ke Tika itu tukang main perempuan. Tika nggak suka diselingkuhi sek
Wajar, mereka bisa bayar cewek kalau lagi suntuk dan bosan sama kesibuk
Tika ngg
oke punya. Kamu bakal jadi wanita yang beruntung kalau menjadi istrinya Hans Gozhali!" Pak Juli
am dalam bathtub di kamar mandinya sambil menikmati segelas Taylor Vintage, red
-36. Dan di mata orang-orang dia sudah dianggap perawan tua. "Sok tahu!" desisnya kesal sembari mengg
a mungkin karena pemuda itu tinggal lama di Inggris jadi sikapnya seperti orang Inggris yang sopan? Sayangnya usia mereka te
senio masih harus mengambil mobilnya dengan naik taksi ke rumah sakit
nandung lagu barat favoritnya dari Coldplay yang berjudul Yellow. Pertemuan pertamanya dengan bos baruny
rusi dirinya sendiri seperti biasa saat di luar negeri karena semua karyawan
sambil memeriksa pesan di ponselnya. Ada satu pengirim pesan yang se
rkan aku ke Hotel Marr
etelan j
mpai telat
mbalas, "Okay, Miss Tika. Oya, ap
an Arsenio. "Bukan. Aku mau dijodohin s
ikir positif lalu mengetikkan pesan balasan, "Siap, Mis
umam Arsenio lalu memasang ponselnya ke kabel charger di nakas samping ranjangnya. Dia
a hingga terbawa ke alam bawah sadarnya. Tubuhnya menggeliat dengan mata terpejam di atas ranjang. "Yes