an menuju ruangan kerja Om Simon. Dia telah merencanakan momen ini dengan cermat, berharap dapat mendekati pria yang sangat d
embuat Om Simon tersenyum. Saat dia menggenggam gagang pintu ruangan, ha
om lagi nih," kata Lisa dengan senyum mani
kumen, mengangkat pandangannya dan tersenyum. "Te
untuk memulai percakapan dengan santai. "Bagaimana
cukup sibuk. Tapi sekarang saya merasa lebi
lu-malu. "Saya se
isa berusaha menjalin hubungan yang lebih dekat dengan Om Simon. Dia ingin tahu lebih b
yak penghuni kost yang terpesona oleh om. Bagaimana
aya selalu berusaha untuk menghormati dan peduli pada setiap penghu
tkan, "Apakah om pernah memiliki hubungan khu
penghuni kost. Tapi tentu saja, ada penghuni yang lebih dekat daripada yang lain." Padahal om Simon ini m
ingin memperdalam percakapan itu. Namun, dia me
ertarikan di antara mereka. Lisa melihat cara Om Simon tersenyum padanya dan merasa
eka, Lisa menjalankan rencananya. "Om
"Saya pikir tarian adalah bentuk seni
a suka menari. Dan sebenarnya, sa
r biasa! Apakah kamu bisa menunjukka
Tentu, Om Simon. Saya bisa menunjukka
gerakan Lisa. Dia tidak pernah menduga bahwa Lisa adalah penari yang begitu berbakat. Belum lagi lenggak lenggok pantat yang semok mili
aat menari. Lisa tau persis kalo om Simon mulai terangsang karena sekil
epuk tangan meriah. "Lisa, kamu sungguh lu
. "Terima kasih, Om Simo
rhasil mendekati Om Simon lebih dari sebelumnya. Meskipun dia masih belum yakin apakah pria itu
nya dengan senyum di wajahnya. Dia tahu bahwa dia merasakan sesuatu yang istimewa dar
ereka sering berbicara di ruang kerja Om Simon, dan setiap pertemuan mereka menjadi semak
hnya. Dia membawa beberapa makanan ringan dan minuman favorit Om S
tersenyum, "saya membawa ca
yum dan mengatakan, "Kamu benar-benar
dan tawa. Semua terasa sangat alami, seolah-olah merek
at untuk mendekati Om Simon. Dia menatap matanya dengan penuh
t, "saya merasa kita semakin dekat setia
erasa hal yang sama, Lisa. Kamu terli
eka. Mereka ingin mengungkapkan perasaan mereka satu sama lain, tetapi mereka juga tahu bahwa mereka harus berhati-hat
membalas dengan menggenggamnya erat. Mereka merasa begitu dekat satu
g bisa mengenal Om Simon," u
-sama, Lisa. Kamu adalah salah satu ha
emakin dalam satu sama lain. Mereka merasa bahwa hubungan mereka adal
akan menjaga hubungan mereka tetap rahasia dari orang lain. Mereka ingin melanjutkan kemesr
Lisa dengan suara lembut. "Saya
a tidak akan melupakan ini, Lisa. Kit
an dengan penuh rasa s
kamu besok mau gak kalo om ajak ja
dengan senum mengembang karena telah membayangkan ia aka
pantai yuk!" ajakan om Simon itu mem