lah satu penghuni kost milik om Simon itu terus mendesah dan merintih saat tubuh perkasa lelaki yang dip
n tegap itu sedang memajumundurkan pinggulnya
Maya memunculkan suara erotis di kamar itu. Tubuh telanjang keduanya telah berpeluh
suara gemetar menahan birahi yang sedang membuncah dan keduanya tangannya
h!" desahan Maya dan lenguhannya membuat om Simo
lan di kamar itu. Mendengar itu Om Simon pun menghentikan sejenak genjotannya
Maya sambil kedua tangannya bergel
elesai kita bisa langsung buru-buru mandi, heheh
h menurunkan tubuh Maya lalu Om S
pa yang diinginkan pria gagah itu. Perlahan Om Simon memegang kontol besarnya yang sud
h!" Maya terpekik sesaat kontol besar Om Simon terasa sesak men
rahi pun mulai goyang maju mundur ssambil mereka berpagutan di kamar mandi i
an Maya pun men
gerakan pantat Maya di atas paha Simon pun melambat s
a Maya berdiri dan kedua tangannya bersandar ke dinding kamar mandi. Om Simon memeluk dari
a terpekik lagi merasakan benda
enjot tubuh Maya dalam posisi be
ang menyemburkan cairan pejunya di pantat Maya. Sementara kedua
ngendap-endap Maya keluar dari kamar om Simon
*
iki oleh seorang pria duda yang dikenal sebagai Om Simonyang berusia 40 tahun. Namun, Om Simon bukanlah duda biasa. Ia memiliki ketentuan u
an yang melihatnya akan terpana oleh keperkasaan dan pesonanya. Namun, di balik ketampanan dan keperkasaannya, Om
incang tentang ketentuan unik Om Simon. Salah satu dari mereka, Lisa, baru saja pindah ke kota ini untuk
i sini agak aneh?" tanya
gkin agak aneh, tapi katanya Om Simon baik bang
enghuni kost, dia merasa terpana oleh pesona dan keperkasaan pria i
an sedikit keraguan dalam suaranya. "Tapi sekarang, saya ingin memberikan yang terbai
ipun aturan-aturan di sini agak tidak biasa. Dia pun memutuskan untu
mpul di ruang tamu kost, berbagi cerita, dan mendukung satu sama lain dalam perjalanan perkuliahan mereka. Om Simon, m
idupan, cinta, dan ambisi mereka. Penghuni kostnya merasa beruntung bisa tinggal di
tuan unik Om Simon tidak lagi aneh. Mereka menyadari bahwa kebaikan hati dan perhatia
agah perkasa ini diam-diam sangat disukai oleh tiga mahasiswi cantik dan berbadan bagus yang ngekos di tempatnya: L
nan sang pemilik kost. Setiap kali ada kesempatan, Lisa berusaha membuat Om Simon tersenyum, memasakkan makanan kesuka
yang pantas untuk diajak serius. Setiap malam, Maya mencoba membuat suasana romantis di kost dengan lilin-lilin wangi dan ma
berbicara dengan Om Simon tentang kesulitan keuangan yang dia hadapi dan berharap dia bisa mendapatkan diskon atau k
erhormat karena disukai oleh mereka, dia juga merasa bertanggung jawab sebagai pemilik
jaga sikap profesional. Dia mendengarkan cerita mereka dengan penuh perhatian, memberikan nasihat bijak, dan mencoba me