ucap seseorang yang seketika
hkan menoleh. Hingga perlahan-lahan, kedua netranya yang sudah terpe
Nara pelan dengan bi
ke tempat yang lebih aman. Nara direbahkan di dalam sebuah mobil yang sudah terbuka,
ng tangan dingin perempuan tersebut. Pandangannya saling bertemu dengan netra merah yang masih bas
uat dahi pria itu mengerenyit heran. "Kenapa kamu tidak membiarka
ke tempat sampah yang kebetulan tak jauh dari sisinya. Ia melipat kedua tangannya di depan
pa penekanan sama sekali. "Apa semua masala
k yang baru saja dilewatinya. Hingga tangisnya kembali pecah, di saat ia tak sengaja melihat sebuah cincin berkilau yang
oh! Apa kau mau mengalami kesulitan di
makin membuat dirinya tersiksa. Namun sayangnya, hal itu malah membuat tekanan emosi yang ada di dalam dirinya semakin
membantumu, Nara," ucap pria tersebut y
uk mengangkat pandangannya. Kini wajahnya berhadapan langsung dengan pria yang sama sekali tak dikenalnya terse
u. Jadi bagaimana kalau kita berdua bek
di sekitarnya. Ia sama sekali tak tahu ke mana pria bernama Dimas tersebut akan membawanya pergi
ra!" ucap Dimas setelah berhasil m
menku terlebih dahulu," lanjut Dimas dengan sebua
g tujuan pria itu yang sebenarnya. Jujur, ia sedikit ragu. Terlebih dengan cara Dimas yang menawarkannya temp
sana adalah tempat yang akan menjadi kamarmu," lanjut Dimas
perempuan itu terus membulat, seolah tengah kagum dengan segala kemewahan yang ada di sekelilingnya. S
erkejut, ketika disodorkan ol
n itu. Ia akhirnya menaruh surat tersebut di atas
kita untuk menghancurkan hidup Evan. Sil
Perasaannya seketika menjadi tak enak, karena khawatir surat perjanjian itu akan memberatkan hidupnya.
an alis yang menekuk, ketika pandangannya terjatuh pada
da di hadapannya. Pria itu nampak sangat santai, tanpa
awab Dimas akhirnya, sambil kembali menaruh segelas kopinya di atas meja. "Aku
mulai bimbang dengan pria yang telah menolongnya itu, hingga akhirnya Nara me
luruh kebutuhanmu, dan juga membantu mengatasi semua masalahmu dengan Evan. Jadi sebagai imbalannya,
ujui Dimas, itu berarti seluruh hidupnya akan terus berada di tangan pria itu. Akan tetapi jika ia menolak tawar
u. Aku tidak akan memintamu untuk melakukan h
idak ada hal
senang membuat mantan
nada penekanan di sana, akan tetapi rasanya sungguh terasa menyeramkan. Hingga akhirnya, Nara
ngan seutas senyumnya. "Kalau begitu beristirahatlah sekarang, karena