h berangkat ke
otor bekas sarapan di dapur seketika
tuk pintu dulu atau paling nggak mengucap salam.
ahin. Kenapa ya mas Bima mau aja menjadikan mbak
sopan sama yang lebih tua. Aku sebagai ya
ang ke sini pagi
anya malah balik tanya. Nggak nyam
el baru. Semalam Kasih sudah memberitahu mas
sudah be
ama atau
a belas meni
u Kasih minta uan
iam beber
a cepat pulang dan nggak lama-lama di sini,"
meninggalkan dapur. Selang beberapa menit kemudian Nela kembali dat
" Kasih menatap N
diambil apa nggak," Nela membawa beberapa piring
nya. Dengan amat sangat terpaksa ia mengambil uang tersebut dan mele
*
sibuk berkutat dengan komputer di hadapannya kini mengalihkan
raih ponselnya. Menerima panggilan masuk dari
asih, a
umah mas karena ingin mengambil uang yang Kasih minta semalam untuk membeli ponsel
ja uangnya sama mbak
la itu orangnya seperti apa? Banyak uang tapi ngg
dahal semalam mas sudah bilang sa
an dia mengusir Kasih sambil dorong-dorong Kasih k
gitu sam
a m
dik kesayangan mas diperlakukan sepert
s. Soal uang sepuluh juta yang Kasih mi
aja. Sudah dulu ya, ma
a m
Kasih dan meletakan ponselnya
engar suara pintu ruanga
as
masuk ke dalam ruangannya. Ternyata orang itu adalah Sey
," Seyla meletakan map biru berisi berkas-ber
jadwal pertemuan
ersama pak Matius dari perusa
nggut-m
an dan hendak melangkah namun t
kamu makan siang di
embalik
ku
i ruangan ini selain kita berdua? Ta
yla menjawab
m mendengar j
*
duduk berhadapan dengannya. Sekarang mereka sedang
di warteg. Kamu tau nggak? Ini per
h
ala dan kembali melaha
elama ini ng
ang aku. Bisa makan aja aku udah bersyukur banget, ya meskipun di
kan
tiap bulan, bayar listrik, air, buat makan sehari-hari, ongkos pu
rsenyum
?" tanya Sey
kecil," satu tangan Bima terangkat, mengusap si
malu dan kembali mel
*
yang masih melilit di atas kepalanya. Menghampiri Bima
H
mpan di dalam nakas samping
. Memangny
ya. Apa jangan-jangan ada m
tuk membeli ponsel baru. Tapi sengaja nggak bilang-bilang sama kamu. Kal
aruhnya di mana. Cob
gnya memang aku
cari di t
tap aja nggak
pa ba
luh j
-hitung sedekah. Mungkin kamu kualat k
ndekati nakas samping tempat tidur
i
g berdiri membelakanginya dan kembali menatap ponsel pria itu. Diambinya secara
a uangnya. Uangnya sudah
Nggak salah lagi, pasti mas Bima yang sudah mengambil uangku untuk diberikan ke Kasih. Mas Bima
dia yang mengambil. Aku nggak bisa tinggal diam. Mulai sekarang aku harus
bajunya. Mas tung
a m
lalu kel