ia ikut
mencintaiku ( eh tunggu! Bukan mencintai, melirikkupun tidak ada dalam kamus hidupnya). Aku merasa pengorbanan, perhatian, dan kasih sayangku terhadap dirinya begitu sia-sia. Hanya untuk dirinya aku mengubah semua yan
rti gunung himalaya, bahkan caciannya serta dia juga dengan teganya mempermalukanku di depan umum. Sungguh Tuhan, aku tidak bisa membencinya, cintaku makin bertambah ketika tidak m
harus memiliki itulah yang seringku dengar, tapi itu omong kosong belaka. Yang namanya cinta pasti kita ingin memiliki orang tersebut b
nku ( bukan berarti aku berharap dia akan mencariku...huh itu sangat mustahil), tapi hanya satu ucapan ter