botol minuman anggur dengan tiga gelas kecil dari sebuah rak minumannya yang mewah. Aku menolak minuman itu karena masih hendak bekerja dan diriku tak pernah ku
n minuman itu jika hanya s
gelasnya di depanku, "Jangan segan untuk bertanya pada kami. Untuk Alex, aku bahkan bersedia melib
ama di depan Gede, "Apa itu berarti kamu ti
k Alex kita? Kamu tahu se
nya dan mendentingkan gelasnya pa
epasang mata
lex lebih terasa di kota kecil tersebut. Di tempat-tempat seperti rumah orang tua Alex, sekolah dan universitas tempat ia pernah berada serta tempat kerjanya, Alex terkesan mengurung diri dan membatasi pergaulan. Ia hidup hanya untuk m
sistensi dan keberadaan emosinya terasa jelas, terutama di sekitar Claire
fomasi tentang Alex dari Claire dan orang-orang di sekitar tempatnya pernah berada. Beberapa kali, aku bek
sitas kota kecil, seorang penulis, seorang ahli kimia dan seorang yang telah mengukirkan namanya pada
mua ini. Ibarat sebuah permainan puzzle, ada beberapa kepingan yang hilang dari atas papa
tu-satunya tempat yang belum kuperiksa adalah sebuah laci pada meja kerjanya yang terkunci. Claire tidak memiliki kunci tersebut. Yang berarti apa pun di dalamnya, sudah bertahun-tahun tetap di sana. Teringat akan s
an tangan. Berikutnya, aku membaca dan mempelajari keempat buah buku harian. Yang setelahnya aku baru memahami tentang siapa yang menyuruhku menulis buku
dua kakinya telah cacat sedari kecil. Buku yang kubuat ini hanya akan mencatat tentang dirinya, kehidupannya dan perjalanan hidupnya sebagai seorang manusi
hingga kematiannya. Karena buku ini berisi permintaan pribadi dari pemohonnya
*
puluhan tahu
t di mana ia mengambil jurusan keperawatan. Setahun yang lalu, ia mungkin tidak akan menyangka jika dirinya akan sanggup melanjutkan pendidikan k
jika dia mengetahui
karena ia bersekolah di sekolah negeri yang biayanya sangat rendah. Uang untuk membayar biaya sekola
d-murid berprestasi. Universitas tersebut hanya menawarkan beasiswa pada jurusan keperawatan, karena merupakan jurusan yang baru saja
ndapatkan beasiswa adalah karena kepala sekolah merasa kasihan padanya. Pria tua itu selalu memaklumi keterlambatan pembayaran uang sekolahnya. Bahkan bebe
n dan biaya kuliah semester awal. Setidaknya, ia dapat menikmati setengah tahun pendidikan kuliahnya, meski setelahnya
akan menyakiti diri sendiri," b
ebuah tempat duduk di bagian sudut atas ruangan. Meski harus berjalan dan mendaki lebih jauh, ia menyukai posis
itu tepat dihadapan semua
ripada umurnya. Meski kedua kakinya cacat, dosen itu tetap terlihat tampan dengan bentuk wajahnya yang khas. Ia memiliki darah indo-beland
rkenalan pertama berjalan dengan cepat karena Alex terlihat kesal dan dalam sekejap ruangan menjadi sunyi. Seluruh mahasiswa dan mahasiswi